Minggu, 17 Mei 2009

Tata Ruang Berdasarkan Pengetahuan Komunitas Lokal

00.05 |




Di Yogyakarta pembangunan rumah selalu menghadap Utara Selatan mengikuti arah Gunung Merapi dan Laut Selatan. Gunung menyimbolkan laki-laki dan laut adalah simbol perempuan dan perkawinan antara gunung dan laut dilakukan melalui air sungai Opak. Perkawinan ini tidak boleh terganggu, kalau terganggu maka akan terjadi bencana

Di Sleman pembangunan setelah jalan Kaliurang kilometer 12 dilarang. Mundardjito membuat tesis yang menyatakan bahwa tata ruang pembangunan situs candi di sekitas Yogyakarta didasarkan pada naskah kuna Manasara-Silpasastra dan Silpaprakarsa

Setelah Bencana

00.02 |



bantuan darurat (relief)
merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa :
  • pangan
  • sandang
  • tempat tinggal sementara
  • kesehatan, sanitasi dan air bersih

pendekatan pemberian bantuan dapat bersifat konvensional, artinya bersifat karitatif atau dapat juga berbentuk kegiatan yang memberdayakan sehingga kondisi korban lebih baik daripada sebelum terjadi bencana

yang biasa dilakukan pada tahap ini :
  • Mendirikan pos komando bantuan
  • Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain
  • Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi
  • Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian
  • Menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian
  • Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokkan korban
  • Memakamkan korban meninggal
Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula
Fungsi-fungsi lembaga sosial dan administrasi lokal diberdayakan kembali
Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll)

Yang perlu dilakukan pada tahap ini :
  1. Mengumpulkan keluarga yang terpisah dan fungsikan kembali keluarga
  2. Memberikan layanan pendidikan dan lakukan penyembuhan trauma (trauma healing)
  3. Memperbaiki infrastruktur lokal : penyediaan penerangan, media komunikasi, perbaikan jalur transportasi dan penyediaan air bersih
  4. Memfungsikan kembali pasar dan puskesmas
  5. Memulihkan atau membangun system komunikasi

Rehabilitasi (rehabilitation)
Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali rod perekonomian

Yang perlu dilakukan pada tahap ini :
  1. Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana
  2. Mulai disusun system pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari system pengelolaan lingkungan
  3. Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
  4. Relokasi korban dari tenda penampungan
  5. Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
  6. Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah
  7. Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
  8. Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar mulai dilakukan
  9. Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan


Rekonstruksi
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Tahapan ini merupakan penuntasan dari apa yang sudah direncanakan dan dimulai dalam tahap rehabilitasi dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses pembangunan yang biasa dilaksanakan. Pada saat ini apabila belum ada system pengelolaan bencana yang baku maka system pengelolaan penanggulangan bencana yang baru sudah mulai diterapkan

Tips Menghadapi Banjir

00.00 |




  • 1.pada saat banjir kita harus sesegera mungkin mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi
  • 2.matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena banjir
  • 3.mencoba mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan masih memungkinkan untuk di seberangi
  • 4.hindari berjalan didekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir
  • 5.jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti kantor kepala desa, lurah maupun camat


menyelamatkan orang lain :
  • 1.selamatkan orang terdekat dengan membawa mereka ke tempat yang aman.
  • 2.lakukan koordinasi dengan orang lain yang selamat. Berbagi informasi dan berbagi tugas dalam penyelamatan korban, mencari bantuan dan pengamanan
  • 3.identifikasi korban mulai dari kerabat terdekat, pilih loksai pengungsian yang aman
  • 4.identifikasi kebutuhan yang mendesak
  • 5.lakukan penyelamatan dengan mengirimkan orang (sukarelawan, petugas medis)
  • 6.berikan pertolongan pertama pada korban
  • 7.selamatkan dokumen penting dan harta benda yang bisa dibawa

Sabtu, 16 Mei 2009

Tips Menghadapi Gempa Bumi

23.58 |




Bila berada didalam rumah
  • 1.Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur
  • 2.bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya
  • 3.jauhilah rak buku, almari dan jendela kaca
  • 4.hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dsb.

Bila berada di luar ruangan
  • 1.jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb
  • 2.usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka
  • 3.jauhi jendela kaca

bila berada di dalam ruangan umum
1.jangan panik dan jangan berlari keluar kemungkinan dipenuhi orang
2.jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, almari, dan jendela kaca dsb

bila sedang mengendarai kendaraan
1.segera hentikan di tempat yang terbuka
2.jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyebrangan


Tanggap Darurat Saat Bencana

23.57 |




Pada saat bencana ada dua hal penting yang dapat dilakukan. Pertama-tama menyelamatkan diri dan orang terdekat. Dan apabila BAKORNAS PBP dan organisasinya belum siap anda yang cukup sehat bias membantu menyelamatkan orang lain. Yang bias dilakukan pada tahap tanggap darurat adalah tindakan di bawah ini

Menyelamatkan diri dan orang terdekat :
  1. Jangan panik
  2. Untuk bias menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat
  3. Selamatkan diri bersama orang terdekat, lari atau menjauh dari pusat bencana, tidak perlu membawa barang-barang apapun
  4. Kalau terjadi gempa bumi dan kebetulan anda berada di dalam rumah mungkin anda tidak akan sempat lari keluar rumah karena gempa bumi umumnya hanya berlangsung beberapa detik. Jadi kenali konstruksi rumah anda; kenali tempat anda bisa segera berlindung dan barang-barang yang dapat digunakan untuk berlindung. Bila terjebak di dalam ruangan, lindungi kepala anda dengan benda yang lunak dan atau berlindung di bawah meja atau kolong tempat tidur yang kokoh. Apabila gempa sudah mereda mungkin ada kesempatan untuk lari ke luar dari ruangan menuju lapangan terbuka
  5. Kalau tsunami atau banjir bandang lari ke tempat yang lebih tinggi
  6. Perhatikan juga beberapa tips menghadapi bencana dari BAKORNAS PBP

Kelompok Masyarakat Siaga Bencana

23.55 |




Kelompok masyarakat siaga bencana terdiri dari semua unsur masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki dan dipilih dalam musyawarah. Kelompok masyarakat siaga bencana dapat dibentuk sebagai bagian dari BKM. Tugas utama kelompok adalah menyusun perencanaan untuk melakukan usaha-usaha pengurangan resiko bencana, perencanaan tanggap darurat dan rehabilitasi

struktur kelompok ini paling tidak terdapat :
1.koordinator untuk mengoordinasi dan mendukung kerja-kerja kelompok, menjadi juru bicara kelompok dan penghubung dengan instansi vertikal atau organisasi lain.

2.kelompok persiapan bencana, teridiri dari :
  • a.regu peringatan dini; bertugas mengompilasi data kebencanaan ( sejarah bencana, data dari BMG, pusat studi bencana, kesbanglinmas dll ) bekerjasama dengan instansi deteksi dini dan menginformasikan kepada masyarakat tanda bahaya atau tanda peringatan dini dari instansi lain, dan mengembangkan peringatan dini berdasarkan pengetahuan local
  • b.regu pemetaan; bertugas mengumpulkan data ancaman, demografi untuk digunakan dalam penyusunan peta ancaman bencana, alur evakuasi dan rencana pengungsian
  • c.regu pelatihan kesiapsiagaan, bertugas melakukan identifikasi pelatihan kesiapsiagaan yang dibutuhkan masyarakat, sesuai dengan data ancaman bencana setempat

3.kelompok tanggap darurat
  • a.regu pertolonga pertama bertugas melakukan pertolongan pertama saat bencana terjadi. Dapat merupakan gabungan anggota masyarakat dan palang merah Indonesia
  • b.regu SAR bertugas melakukan pencarian korban, menolong korban dan pemilahan korban berdasarkan kondisinya (triase)
  • c.regu penilaian cepat bertugas mengkaji secara cepat seperti menilai kerugian, mendata jumlah korban (jiwa, luka), akses pasar, air bersih dan ketersediaan pangan
  • d.regu pengungsian bertugas mendirikan posko untuk menampung bantuan kemanusiaan, mempersiapkan fasilitas pengungsian serta perkiraan kebutuhan pengungsian berkaitan dengan jumlah pengungsi dan kerentanan pengungsi
  • e.regu dapur umum bertugas mempersiapkan kebutuhan makan dan minum bagi pengungsi, ketersediaan peralatan dapur dan bahan pangan, memberikan masukan kepada posko tentang kebutuhan makan dan minum pengungsi
  • f.regu logistik bertugas menyimpan, mencatat dan mengeluarkan persediaan logistik pengungsian

4.kelompok administrasi dan komunikasi
  • a.regu administrasi bertugas melaksanakan pencatatan, penyimpanan dokumen, memperbanyak dan menyampaikan informasi kepada masyarakat
  • b.regu hubungan luar, bertugas melakukan pembaruan data dan diisi di media yang mudah dilihat masyarakat, mengelola komunikasi dengan pihak lain baik pemerintah, LSM, ormas, relawan, dan donatur

5.kelompok pemulihan bertugas
  • a.mendata kebutuhan pemulihan dan sumber daya yang ada
  • b.memfasilitasi musyawarah untuk menentukan prioritas pemulihan berdasarkan sumberdaya yang ada


Penanganan Setelah Bencana

23.53 |



Pasca bencana meliputi pemulihan (rehabilitasi) dan rekonstruksi. Pemulihan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar guna mengurangi penderitaan akibat bencana. Rencana pemulihan juga memperhitungkan kondisi lingkungan untuk mengurangi resiko bencana di masa yang akan dating

Pemulihan jangka pendek ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal sementara, sanitasi, kesehatan dan pengobatan, kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) dan kebutuhan religius serta adat. Pada pemulihan jangka pendek ini biasanya korban bencana belum dapat memenuhi kebutuhan di atas

Pemulihan jangka menengah ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan yang lebih umum setelah pemenuhan kebutuhan pribadi yaitu : pembangunan sarana kesehatan umum darurat, tempat ibadah darurat, pembangunan sekolah darurat, penyediaan air dan sanitasi serta pembangunan saluran air limbah dan pengelolaan sampah

Pemulihan jangka panjang ditujukan untuk membangun kembali (rekonstruksi) yang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan. Rekonstruksi dilakukan dengan melihat dampak bencana yang terjadi serta kebutuhan dan prioritas masyarakat. Pada umumnya rekonstruksi dilakukan :

1.pemulihan kegiatan perekonomian
2.pembangunan infrastruktur yang rusak baik jalan, jembatan, sekolah, pasar, perkantoran, tempat ibadah, sarana kesehatan
3.rehabilitasi kejiwaan
4.rehabilitasi kecacatan
5.perbaikan aliran listrik dan komunikasi yang permanen
6.pemulihan produksi pangan, sector produksi pertanian lainnya, pertenakan dan perikanan
7.perbaikan kondisi lingkungan hidup
8.pemulihan pendidikan baik sarana prasarana maupun sumber daya manusia
9.pemulihan unsur rohani, budaya, adat istiadat

Mengenali Tanda-Tanda Alam Sebelum Terjadi Bencana

23.51 |




Tanda-tanda tsunami :

  1. Gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 SR (skala richter) dengan pusat gempa di bawah laut, gunung api di bawah laut, longsoran bawah laut dan comet impact
  2. Gempa dibawah laut dengan kedalaman 0-30 km
  3. Air laut surut seketika lamanya +/- 20 menit
  4. Air laut seketika naik di atas rata-rata dengan kecepatan tinggi

Tanda-tanda gunung meletus :
  1. Binatang-binatan meninggalkan lokasi gunung berapi
  2. Terjadi gempa
  3. Terdengar suara letusan

Tanda-tanda badai :
1.Cuaca mendung
2.Angin kencang
3.Udara dingin, berkisar 20 C ke bawah

Saat bencana terjadi, adalah saat paling penting yang akan menentukan dampak yang akan ditimbulkan oleh bencana. Maka langkah yang bersifat taktis dan strategis harus segera dilakukan ketika bencana dating

1.membunyikan tanda bahaya
pembunyian tanda bahaya dilakukan oleh pihak yang ditunjuk/disepakati sebagai otoritas. Tanda bahaya merupakan bunyi atau suara atau tanda yang disepakati oleh masyarakat setempat sebagai system peringatatn dini

2.meminta bantuan dari wilayah terdekat dan menghubungi instansi terkait (Satlak, PBP, SAR, PMI, TNI / POLRI dll)

3.pengambilan keputusan pengungsian oleh aparat dusun/desa

4.koordinasi Kelompok Masyarakat Siaga Bencana untuk segera melakukan kerja berdasarkan regu yang dikoordinasi oleh koordinator kelompok

System Peringatan Dini

23.50 |




System peringatan dini adalah tanda bencana yang dikomunikasikan lembaga/ organisasi yang berwenang serta masyarakat setempat dan dijadikan acuan dalam mengambil tindakan yang dianggap perlu dan taktis saat bencana dating

Peringatan dini haruslah tanda yang dipahami semua masyarakat, bersifat segera dan bersifat resmi. Peringatan dini dapat bersumber dari pemerintah, dapat pula berdasarkan pengetahuan lokal tentang tanda-tanda bencana, serta menggunakan sumber daya lokal (apalagi jika bencana bersifat lokal). Contohnya adalah bunyi kentongan pada masyarakat jawa untuk menandakan beberapa hal termasuk jika terjadi bencana

Konsep Kelompok Masyarakat Siaga Bencana

23.47 |




Penaggulangan bencana berbasis komunitas membuhkan langkah terorganisir dan komitmen yang kuat. Persiapan bencana bertujuan mengurangi resiko, meminimalkan korban dan mengurangi penderitaan. Tugas utama kelompok adalah menyusun perencanaan untuk melakukan usaha-usaha dalam pengurangan resiko bencana, perencanaan tanggap darurat dan rehabilitasi.

Penanggulangan bencana berbasis komunitas merupakan serangkaian aktivitas masyarakat (komunitas) pada saat sebelum, saat dan setelah bencana terjadi untuk mengurangi jumlah korban baik jiwa, kerusakan sarana/prasarana dan terganggunya peri kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup dengan mengandalkan sumber dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat. Penanggulangan bencana sebagai upaya bersama antara masyarakat, LSM, swasta dan pemerintah

Pembangunan kemampuan penanggulangan bencana ditekankan pada peningkatan kemampuan masyarakat khusunya masyarakat pada kawasan rawan bencana, agar secara dini menekan bahaya tersebut. Umumnya berpangkal pada tindakan penumbuhan kemampuan masyarakat dalam menangani dan menekan akibat bencana. Untuk mencapai kondisi tersebut, lazimnya diperlukan langkah-langkah :

(1) pengenalan jenis bencana,
(2) pemetaan daerah rawan bencana,
(3) zonasi daerah bahaya dan prakiraan resiko,
(4) pengenalan social budaya masyarakat daerah bahaya,
(5) penyusunan prosedur dan tata cara penanganan bencana
(6) pemasyarakat kesiagaan dan peningkatan kemampuan,
(7) mitigasi fisik,
(8) pengembangan teknologi bencana alam.

Saat ini organisasi penanggulangan bencana di Indonesia masih merupakan lembaga ad hoc. Di tingkat pusat terdapat Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) Penanggulangan Bencana dan pengungsian dengan ketua pelaksana harian (Kalakhar) Wakil Presiden. Di tingkat provinsi terdapat Satuan Koordinasi Pelaksana (SATKORLAK) Penanggulangan Bencana dan pengungsi. Di tingkat kabupaten/ kota terdapat Satuan Pelakasana (SATLAK) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi yang dibentuk berdasarkan Perpres No.85/2005.

Dalam UU No.24/2007 tentang penanggulangan bencana diamanatkan tentang pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan sampai sekarang Peraturan Pemerintah yang mengaturnya belum terbit.
Dalam kerja penanggulangan bencana di tingkat daerah, biasa dilakukan :

1.kantor / Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) yang juga mengorganisir Search and Rescue (SAR). Bertugas meningkatkan kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana

2.dinas lainnya seperti Pertambangan dan Energi yang berfungsi sebagai pengawas tata kelola pertambangan dan energi, mempunyai peta-peta rawan bencana yang biasanya terkait dengan pertambangan (longsor, bencana lingkungan). Kemudian Dinas Sosial, Bagian Kesra, DPU dsb.

3.palang Merah Indonesia di daerah masing-masing

4.Pusat Studi Bencana di Universitas terdekat yang dapat memberikan peta ancaman, mikrozonasi, dan penelitian tentang kebencanaan yang lain.

5.Badan Meteorologi dan Geofisika untuk mengetahui tentang cuaca, iklim dikaitkan dengan bencana, termasuk peringatan dini yang ada untuk berbagai jenis bencana.

Selain itu terdapat organisasi masyarakat dan LSM baik nasional, local maupun internasional yang concern terhadap isu-isu penanggulangan bencana




Terror

23.45 |



Terror merupakan jenis bencana yang paling sulit diduga karena biasanya bermotif tertentu, seperti politik nasional dan internasional serta pertahanan keamanan. Motifnya adalah menimbulkan rasa takut dan memperkuat posisi tawar untuk mencapai kehendak tertentu. Sasarannya adalah sarana vital seperti kantor pemerintah, sarana transportasi dan komunikasi, industri, tempat keramaian (pariwisata dan lokasi lain), instalasi militer. Teror dapat berupa serangan bom, pembakaran, peracunan, penculikan, serangan bersenjata.

Konflik Sosial

23.44 |



Konflik social merupakan suatu hal yang tak terelakan dalam masyarakat yang terdiri dari latar belakang suku, agama, adat istiadat, tingkat social ekonomi dan sebagainya. Keberagaman dapat pula menjadi ancaman terhadap keutuhan seperti yang sering terjadi karena kesenjangan ekonomi dan kemiskinan karena ketidakadilan ekonomi, sosial, hokum dan politik, kemudian perbedaan cara pandang keagamaan dan adat istiadat yang sering menimbulkan konflik yang secara laten dapat meledak menjadi kekerasan.
Konflik sosial dapat menjadi bencana ketika telah menjadi kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan sarana/ prasarana umum dan tempat tinggal serta trauma psikologis. Contoh dari konflik sosial adalah peristiwa Mei 1998



Angin Topan

23.42 |



Angin topan adalah udara bertekanan rendah yang terjadi di lautan tropis. Berkecepatan sampai lebih dari 200 km/jam yang didampingi dengan hujan lebat dan menyebabkan badai di daerah pesisir

Letusan Gunung Berapi

23.41 |



Gunung berapi terjadi karena endapan magma dalam perut bumi yang didorong oleh gas yang bertekanan tinggi. Letusan membawa abu dan batu yang menyembur sejauh radius 18 km atau lebih, lava dapat mengalir sejauh 90 km. Letusan gunung berapi dapat menimbulkan korban jiwa dan berpengaruh pada perubahan iklim

Letusan gunung berapi menghasilkan :

  • Gas vulkanis adalah gas yang dikeluarkan saat gunung berapi meletus, berupa karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sulfida, sulfur dioksida, dan nitrogen
  • Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedang lava kental mengalir tak jauh dari sumbernya.
  • Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah, dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang mempunyai danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan. Lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
  • Awan panas adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya mengendap di dalam dan sekitar sungai dan lembah,
  • Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh serta sesak pernafasan sampai tidak bisa bernafas
  • Abu letusan gunung berapi adalah material letusan yang sangat halus yang karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan sejauh ratusan kilometer.

Gempa Bumi

23.39 |


Gempa bumi terjadi karena pergesekan antar lempeng tektonik yang berada di bawah permukaan bumi. Dampak dari pergesekan itu menimbulkan energi luar biasa dan menimbulkan goncangan di permukaan dan seringkali menimbulkan kerusakan hebat pada sarana seperti rumah atau bangunan, jalan, jembatan, tiang listrik

Berdasarkan sumber Penyebabnya, ada 3 jenis gempa bumi :
  • Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat pergerakan lempeng bumi atau patahan. Gempa jenis ini paling banyak menimbulkan kerusakan dan banyak korban
  • Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat aktivitas gunung berapi yaitu pergerakan magma yang menekan atau mendorong lapisan batuan sehingga pergeseran bebatuan di dalamnya menimbulkan terjadinya gempa bumi.
  • Gempa bumi induksi adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat sumber lain seperti runtuhan tanah

Gempa bumi sering diikuti dengan gempa susulan dalam beberapa jam atau hari setelah gempa pertama yang dapat menyebabkan penghancuran pada bangunan yang telah retak atau goyah akibat gempa sebelumnya


Tanah Longsor

23.37 |


Pengertian : terjadinya pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar tiba-tiba atau berangsur-angsur yang pada umumnya terjadi di daerah lereng yang gundul atau kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Biasanya daerah yang pernah mengalami longsor sebelumnya, merupakan daerah gundul dan aliran hujan adalah daerah yang rawan tanah longsor

Tsunami

23.35 |


Tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, nami : gelombang laut. Tsunami terjadi di daerah pesisir. Tsunami diartikan sebagai rangkaian gelombang laut yang melanda wilayah pantai dan daratan akibat terjadinya peristiwa geologi di dasar laut yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran.


Contoh tsunami yang diakibatkan :

  • Gempa bumi di dasar laut : banyuwangi 1994, biak 1996, aceh 2004
  • Letusan gunung api di dasar laut : krakatau 1883
  • Longsoran di dasar laut : Teluk Lituya Alaska 1958

Tanda-tanda tsunami adalah :
Gempa bumi yang sangat kuat, lebih dari 1 menit, tiang bangunan runtuh atau rusak, dan manusia tidak mampu berdiri tegak

Banjir

23.33 |



Banjir merupakan kondisi dimana sebagian besar air menggenangi permukaan tanah yang biasanya kering. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi


Penyebab :

  • Hujan dalam waktu panjang dan deras selama berhari-hari
  • Penanganan sampah yang buruk
  • Perencanaan tata kota yang tidak ditepati atau menyimpang, biasanya karena makin sempitnya daerah resapan air atau jalur hijau yang terdesak pemukiman atau industri
  • Berkurangnya tumbuh-tumbuhan atau pohon yang semakin sedikit sehingga semakin sedikit pula daerah resapan air

Yang harus diwaspadai saat bencana banjir adalah munculnya wabah penyakit:
  • Penyakit diare, yang biasanya disebabkan oleh air dan makanan yang tidak higienis
  • Penyakit yang disebabkan karena nyamuk, karena genangan air mempercepat penyebarluasan jentik-jentik nyamuk dan serangga

Apa itu bencana

23.27 |

1.Pengertian

Menurut UU No.24/2007 tentang penanggulangan bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam dan factor non alam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis

Pengertian bencana menurut International Strategy for disaster reduction (ISDR) :
Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.

2.Jenis-jenis
Bencana alam : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh antara lain : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan / putting beliung, dan tanah longsor
Bencana non alam : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah penyakit
Bencana social : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik social antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan terror



DEFINISI PENANGGULANGAN BENCANA

23.14 |

Bencana adalah peristiwa / rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh factor alam atau non alam maupun manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya.


Kata kunci penanggaulangan bencana : serangkaian upya komprehensif dalam pra-bencana, saat bencana dan pasca bencana.

Kegiatan dalam pra bencana ditujukan untuk mengurangi resiko bencana, bersifat preventif seperti :
Pencegahan
Mitigasi atau penjinakan
Kesiapsiagaan meliputi peringatan dini dan perencanaan

Saat bencana (tanggap darurat) :
  1. Peringatan atau tanda bahaya
  2. Pengakajian darurat
  3. Rencana operasi
  4. Tanggap darurat

Setelah bencana :
  1. Rehabilitatif
  2. Rekontruktif


Penanggulangan bencana tidak hanya bersifat reaktif : baru melakukan setelah terjadi bencana. Tetapi penanggulangan bencana juga bias bersifat antisipatif, melakukan pengkajian dan tindakan pencegahan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana.
Bencana menimbulkan berbagai kerusakan dan kehilangan. Hal ini akan menyebabkan angka kemiskinan di suatu wilayah yang terkena bencana akan meningkat. Hal inilah yang coba diantisipasi.

Informasi yang bermanfaat bagi penanggulangan bencana tidak hanya berupa peta atau kondisi geografis yang rentan terkena bencana alam, tetapi juga potensi non fisik seperti kesenjangan komunikasi antar kelompok masyarakat.

Data-data dan hasil penerapan siklus sebenarnya berisi potensi-potensi lokal yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bencana, misalnya pengetahuan tentang system informasi dan komunikasi, yang bisa digunakan untuk secara cepat menginformasikan terjadinya bencana, atau berdirinya BKM/LKM sebagai salah satu lembaga local yang bisa berperan dalam pengoordinasian tindakan tanggap darurat bencana


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peliharaanku