Jumat, 24 Desember 2010

TERSENGAT LISTRIK

20.20 |

Jika anak Anda terkena aliran listrik dan Anda tidak dapat mematikannya, jangan langsung menyentuh si anak. Lebih baik, sentuh dia dengan menggunakan bahan yang terbuat dari kayu (misalnya: gagang sapu). Jika memungkinkan, pegang penyekat tersebut dengan koran kering yang terlipat.

Sekitar 85% luka bakar akibat tersengat listrik adalah ringan dan dapat dirawat di rumah. Harus dibawa ke rumah sakit bila :

    Wajah, kedua tangan, daerah genital atau kaki terbakar
    Korban tidak dapat dirawat dengan baik di rumah
    Korban berusia di bawah 2 tahun atau di atas 70 tahun
    Organ-organ dalam juga turut terbakar

LUKA BAKAR

20.16 |

Luka bakar dapat dibagi tiga :

Derajat Pertama:
Dutandai dengan warna kulit yang kemerahan dan kadang-kadang bengkak. Kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit dan tidak memerlukan perawatan khusus. Misalnya: kulit terbakar akibat berenang atau tersiram air panas.

Derajat dua:
Mengenai lapisan bawah kulit. Biasanya ditandai dengan sakit hebat, gelembung berisi cairan, bengkak dan kulit rusak.

Derajat tiga:
Dapat mengenai tulang dan organ dalam, ditandai dengan kulit kering, pucat, gosong, mati rasa akibat kerusakan saraf sensoris.

Yang harus dilakukan :
Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terkena.

  • Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat, gunting, jangan dipaksakan.
  • Lakukan penilaian dini.
  • Tentukan derajat luka bakar selama pemeriksaan fisik.
  • Tutup luka bakar.
  • Gunakan penutup luka steril, bila mengenai mata pastikan kedua mata ditutup, bila mengenai jari-jari masing-masing dibalut terpisah.
  • Jaga kehangatan tubuh penderita dan rawat cedera lain.
  • Rujuk ke dokter
  • GIGI PATAH/ LEPAS

    20.16 |

    Yang harus dilakukan :
    1. Segera cari gigi yang patah/ lepas tersebut
    2. Hubungi dokter gigi anak anda
    3. Pegang gigi pada mahkotanya dan bukan pada akarnya
    4. Bilas gigi (jangan disikat) dengan cairan infus atau susu. Sedapat mungkin jangan gunakan air keran karena mengandung klorin yang dapat merusak akar gigi
    5. Jaga agar gigi tidak kering sampai tiba di dokter gigi dengan cara :

  • Meletakkan gigi tersebut kembali ke tempatnya jika si anak sudah cukup besar untuk bisa menjaganya
  • Simpan gigi dalam susu (bukan air)
  • Simpan di dalam mulut anda antara pipi dan gusi bawah
  • Segera pergi ke dokter gigi
  • Gigi yang lepas dari tempat harus dikembalikan ke tempatnya paling lambat 30 menit setelah lepas.

    DIGIGIT SERANGGA

    20.10 |



    Beberapa gejala reaksi alergi berat akibat digigit serangga :

      Pembengkakan pada muka atau mulut
      Sulit menelan atau berbicara
      Sesak napas
      Pusing atau pingsan
      Mual, muntah

    Yang harus dilakukan :

  • Bawa anak menjauh dari tempat ia digigit serangga
  • Jika anak disengat serangga dan sengatnya masih terlihat, singkirkan sengatnya.
  • Cuci daerah yang tersengat/ digigit dengan air bersih dan sabun
  • Kompres daerah yang tersengat/ digigit dengan es untuk mengurangi bengkak dan rasa sakit
  • Segera hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala reaksi berat seperti diatas
  • KESELEO DAN TERKILIR

    20.10 |






    Keseleo dan terkilir adalah cedera yang biasa terjadi. Meskipun sangat nyeri tetapi biasanya tidak berbahaya. Sendi yang biasa terkilir adalah tumit, pergelangan tangan, leher, lutut dan jari-jari. Kadang-kadang sukar untuk membedakan antara terkilir dengan dislokasi tulang/ patah tulang.

    Gejala-gejala

      Nyeri/sakit pada sendi, gerakan terbatas karena nyeri.
      Bengkak, merah.

    Yang harus dilakukan:

  • Hentikan kegiatan yang sedang dilakukan anak sesegera mungkin.
  • Istirahatkan sendi yang sakit sebanyak mungkin.
  • Kompres dingin menggunakan es yang dibungkus handuk.
  • Gunakan pembalut tekan untuk beberapa hari selanjutnya
  • Sendi diletakkan lebih tinggi untuk mengurangi bengkak
  • Periksakan ke dokter bila :
    1. sendi sangat sakit bila dipegang
      anak tidak mampu berjalan lebih dari 4 langkah,
      bagian yang memar bertambah besar,
      bagian yang sakit terasa kebas,
      sendi terlihat bengkok atau bentuknya berubah
      ada tanda-tanda infeksi

    LUKA IRIS

    20.08 |

    Luka iris adalah luka karena terkena benda tajam dengan pinggir-pinggir luka yang rapi, sebaliknya luka robek pinggir-pinggirnya tidak beraturan. Luka serut (gesek/abrasi) adalah suatu cedera pada permukaan kulit karena bergesekan dengan permukaan kasar. Luka iris dan serut yang kecil banyak terjadi dan tidak berbahaya serta bisa dirawat di rumah. Sedikit pendarahan mungkin terjadi dan akan berhenti dengan sendirinya.

    Pendarahan banyak akan terjadi jika mengenai pembuluh darah besar (arteri atau vena). Pendarahan pada pembuluh darah arteri biasanya mengalir depat dan deras serta warnanya merah cerah. Pendarahan di pembuluh darah vena biasanya merembes pelan dan berwarna merah tua.

    Yang harus dilakukan :

    • Cucilah luka di air yang mengalir dan keringkan dengan kertas tisu yang bersih.
    • Ambil kotoran, gelas/beling atau partikel lain di dalam luka dengan pengait yang bersih (pengait ini harus dicuci dengan air sabun terlebih dahulu atau dilewatkan di atas api kecil dan dibiarkan dingin).
    • Hentikan perdarahan dengan cara menekan di atas luka dengan kasa bersih selama beberapa menit. Jika kasa basah terkena darah, gantilah dengan kasa baru dan lakukan hal yang sama.
    • Bila luka kecil, biarkan terbuka supaya lebih cepat pulih. Bila luka besar, tutup dengan pembalut.

    Segera ke dokter jika
    1. Terdapat perdarahan hebat misal: darah memancar dari luka, perdarahan tidak berhenti dengan tekanan, atau sudah kehilangan sekitar 1-2 cangkir darah.
    2. Ada bagian tubuh yang terlepas atau hampir terlepas.

    LUKA MEMAR

    20.05 |


    Luka memar adalah akibat dari perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada kerusakan kulit. Luka memar yang disebabkan oleh cedera bukan merupakan keadaan serius dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Meskipun demikian luka memar di bagian kepala mungkin dapat menutupi cedera yang lebih gawat dalam kepala (tulang kepala retak dengan perdarahan di bagian otak). Bila luka memar timbul dengan spontan, maka mungkin merupakan tanda gangguan perdarahan.

    Penyebab umum memar adalah terpukul ataupun terantuk benda tumpul dengan keras.

    Gejala-gejala

      1. Kulit berubah kebiruan/ungu/coklat, yang akan berubah menjadi hijau/kuning sekitar satu minggu kemudian.
        Bengkak yang merata.
        Sakit, nyeri.

    Yang harus dilakukan

    • Kompres dingin (dengan es dibungkus handuk) supaya lebih cepat menghentikan perdarahan dalam.
    • Hubungi dokter apabila luka memar terjadi di bagian kepala dan anak muntah-muntah, mengantuk atau pingsan.

    JATUH

    20.04 |



    Anak kecil biasa terjatuh saat belajar berjalan, berlari atau memanjat. Umumnya jatuh tidak menyebabkan cedera parah selain memar ringan dan luka kecil. Namun jatuh yang parah bisa menyebabkan cedera serius dan membutuhkan pertolongan medis.

    Jangan pindahkan anak dan segera hubungi dokter jika si anak :

    • Mengalami cedera serius pada kepala, leher, punggung, tulang panggul atau paha.
    • Tidak sadar atau sempat pingsan sejenak.
    • Mengalami kesulitan bernapas.
    • Kejang-kejang.
    • Ada cairan atau darah keluar dari hidung, telinga atau mulut

    Hubungi dokter jika :

    • Tidak mau berhenti menangis.
    • Mengantuk dan sulit dibangunkan.
    • Muntah.
    • Mengeluh sakit pada leher atau punggung.
    • Mengeluh karena rasa sakit yang semakin menjadi.
    • Tidak bisa berjalan normal.
    • Tidak bisa menfokuskan matanya secara normal.
    • Atau gejala lain yang membuat anda khawatir.

    Jika kondisi aman untuk memindahkan anak :

    • Peluk si anak dan tenangkan dia sampai tangisnya berhenti.
    • Beri kompres dingin pada memarnya.
    • Istirahatkan anak untuk beberapa saat ke depan.
    • Perhatikan kondisi anak untuk 2×24 jam ke depan untuk gejala-gejala yang tidak biasa

    MIMISAN

    20.03 |

    Mimisan umumnya terjadi bila pembuluh darah dalam lubang hidung pecah akibat benturan pada hidung, bersin, mengorek hidung atau saat membuang lendir. Mimisan juga bisa disebabkan oleh iritasi atau keringnya lapisan selaput dalam hidung akibat berkurangnya kelembaban dan lingkungan yang kering.

    Keluarnya darah biasanya hanya terjadi dari salah satu lubang hidung. Kebanyakan mimisan berasal dari pembuluh darah yang terletak pada bagian depan hidung. Sebagian lagi disebabkan oleh perdarahan dari bagian belakang hidung yang mengalir ke dalam tenggorokan. Mimisan jenis ini lebih sulit dikendalikan dan hampir selalu membutuhkan pertolongan medis.

    Yang harus dilakukan :

    • Dudukkan anak dengan posisi agak condong ke depan. Posisi ini menahan darah agar tidak mengalir ke belakang tenggorokan yang bisa menyebabkan anak muntah-muntah.
    • Periksa apakah ada benda dalam hidung anak, jika ditemukan ambil benda tersebut bila perlu.
    • Pencet hidung anak selama 10 menit pada bagian yang empuk (dibawah tulang hidung) dan biarkan ia bernapas melalui mulut.
    • Jika darah masih keluar, pencet kembali selama beberapa menit.
    • Jika perdarahan bisa dikendalikan, bersihkan hidung dan mulutnya perlahan dengan kain basah.

    Hubungi dokter jika :

    • Darah mengalir deras dan penderita pusing atau lemas.
    • Perdarahan terus berlangsung lebih dari 30 menit.
    • Mimisan disebabkan oleh benturan pada kepala.

    TERSEDAK

    19.59 |

    Ciri-ciri anak tersedak :

      Tiba-tiba sesak napas
      Tidak bisa bicara, menangis atau bersuara
      Mukanya membiru
      Memegangi lehernya atau melambaikan tangannya
      Kelihatan panik

    Yang harus dilakukan :

    • Jangan merogoh ke dalam mulut anak atau menepuk punggungnya karena bisa mengakibatkan benda penyebab tersedak jatuh lebih dalam.
    • Lakukan manuver Heimlich hanya jika anda benar-benar terlatih menggunakannya.
    • Jika anak masih bisa batuk atau berusaha batuk, artinya jalan napas tidak tertutup seluruhnya.
    • Segera hubungi dokter jika anak mengalami kesulitan bernapas dan tidak sadar.

    KERACUNAN MAKANAN

    19.50 |

    Pendahuluan

    Kontaminasi makanan dengan zat kimia di Indonesia sampai saat ini amat sukar didiagnosa, karena fasilitas leboratorium yang belum memadai untuk maksud tersebut. Pentingnya pemeriksaan laboratorium disini dilihat dari pengalaman Sulianti, dimana dari 131 kasus keracunan makanan, 68 orang diantaranya meninggal setelah pemeriksaan laboratorium ternyata menunjukan adanya C. wellchii merupakan penyebabnya. Jenis makanan yang sering menimbulkan keracunan di Indonesia adalah jengkol, singkong, atau jamur.

    Keracunan makanan dapat disebabkan oleh :

    • Makanan yang tercemar zat kimia seperti peptisida, lapisan logam dari kaleng makanan atau akibat fumigasi ruangan.
    • Mikroba yang mencemari makanan (Salmonela, Clostridium botulinum dan lain-lain).
    • Zat kimia tertentu yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap, pemanis dan pengawet.
    • Makanan itu sendiri secara alamiah sudah mengandung zat kimia, misalnya asam jengkolat, jamur Aspergilus flavus mengandung aflatoksin dan jamur Amanita muscaria mengandung muskarin.

    KERACUNAN JENGKOL

    Keracunan jengkol paling sering dilaporkan diantara penyebab keracunan makanan di Indonesia. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena jengkol termasuk sayuran yang banyak digemari oleh kalangan tertentu masyarakat Indonesia. Biji jengkol (Pithelobium lobatum) mengandung asam amino (asam jengkolat) dengan rumus bangun sebagai berikut :


    S — CH3 — CHNH2 — COOH
    CH 2

    S –CH3 — CHNH2 — COOH

    Menurut VAN VEEN dan HYMAN yang dikutib oleh R. WIRATMAJA, dkk. jengkol mengandung 2 % asal jengkolat.

    Untuk mendiagnosis keracunan jengkol tidak sulit, biasanya sesudah makan jengkol timbul sakit perut, muntah, kolik, disuria, oliguria, sampai anuria, hematuria, uremia (gagal ginjal akut); serta bau jengkol yang berasal dari mulut, hawa napas dan urine. Kristal asam jengkol dapat menyumbat uretra yang menimbulkan adanya infiltrat dan abses di penis, skrotinum, perineum dan sekitarnya. Terjadinya kristal (hablur) akibat asal jengkolat pada saluran kemih diduga karena pH urin bersifat asam. Rupa-rupanya terjadi kristal-kristal pada saluran kemih inilah yang menjadi sebab sebagian besar gejala tersebut di atas.

    Pengobatan keracunan jengkol

    1. Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut / pinggang saja) pasien tidak perlu dirawat, dan cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan natrium bikarbonat saja.

    Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria, tidak dapat minum) maka pasien perlu dirawat dengan diberikan infus natrium bikarbonat dalam larutan Glukosa 5 %.

    1. Anjuran yang dapat diberikan untuk mencegah timbulnya keracunan jengkol adalah dengan dilarang makan jengkol
    2. Mengusahakan cara pengolahan yang baik (dimasak, digoreng, dibakar, ditanam lebih dahulu sebelum dimakan)

    Cara ini sukar dilaksanakan mengingat tidak mudahnya mengubah kebiasaan makan seseorang.

    KERACUNAN SINGKONG

    Singkong (manihot utilissima) merupakan bahan makanan yang mengandung kalori seperti beras. Perbedaannya adalah singkong mengandung protein 1 % sedangkan beras mengandung protein 7,5 %. Singkong mengandung linamarin, yaitu suatu glikosida yang mengikat sianida. Linamarin dapat mempengaruhi “enzym” yang biasanya terdapat dalam jaringan tumbuh-tumbuhan sehingga melepaskan sianida bebas yang dapat menguap jika dipanaskan. Tiap jenis singkong mengandung jenis HCN berbede-deda, yang dapat dibagi dalam dua golongan :

    1. Singkong tidak beracun, dimana kadar HCN 50 – 100 mg / kg berat singkong segar.
    2. Singkong sangat beracun, dimana kadar HCN lebih dari 100 mg / kg berat singkong segar.

    Kadar HCN paling tinggi adalah pada bagian paling luar ubi. Daum singkong juga mengandung HCN. Untuk mgnhindari keracunan singkong dapat dilakukan dengan :

    1. Memilih parietas singkong yang mengandung sedikit HCN.
    2. Mempersiapkan singkong sebelum dimasak, misalnya dengan mengiris-iris lebih dahulu kemudian direndam atau dialiri air selama 12 jam. Cara ini akan menghilangkan HCN sebanyak 67 % dari umbinya. Merebus daun singkong akan menghilangkan 95 % HCN.

    Gejala keracunan akut singkong adalah sebagai berikut :

    1. Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare
    2. Sesak napas dan sianois
    3. Apatis, kemudian lambat laun mengalami koma dan
    4. Renjatan (shock)

    Pengobatan dalam menanggulangi keracunan singkong ialah :

    1. Mencuci lambung, membuat pasien muntah, bila makanan diperkirakan masih ada dalam lambung (kurang dari 4 jam sesudah makan singkong)
    2. Berikan natrium nitrat dan natrium sulfat (lihat antidotum)
    3. Berikan oksigen
    4. Natrium nitrat dan natrium tiosulfat merupakan antidotum keracunan sianida yang secara dramatis akan menghilangkan gejala-gejala keracunan singkong dalam waktu singkat.

    KERACUNAN BONGKREK

    Keracunan ini biasanya dari tempe bongkrek maupun ampasnya (bahan sisa minyak kelapa), umumnya jari jamur golongan rhizopus (kurang beracun), namun kemudian mengalami superkontaminasi jamur : “ Pseudomonas cocovenans” yang membentuk racun toksoflavin (dari gliserin) dan asam bongkrek (dari asam lemak) yang tahan terhadap pemanasan.

    Gambaran klinik

    • Inkubasi 1 – 4 jam
    • Sakit kepala
    • Muntah / mual
    • Depressi napas dan
    • Coma

    Terapi :

    • Atasi gejala yang ada
    • Sulfas atropin mungkin berguna karena antidotum spesifik belum ada

    KERACUNAN MAKANAN KALENG

    • Pada kaleng yang sudah rusak / menggelembung kemasannya.
    • Inkubasi beberapa jam
    • Racun berasal dari bakteri Clostridium Perfrigens

    KERACUNAN ECTASY

    19.45 |

    Apakah Ectasy itu ?

    Dari pengertian bahasa Ectasy berarti suatu keadaan kenikmatan yang mendalam atau kegembiraan emosional yang tinggi. Jadi dengan menamakan pil tersebut ectasy, maka orang pun berpikir besar kemungkinan pil itu akan memberikan kenikmatan dan kegembiraan seperti namanya itu.

    Secara farmakologis pil XTC adalah Metelin Dioxy Meth Amphetemin (lalu dipendekkan dengan MDMA). Dari namanya, jelaslah MDMA suatu turunan Amphetamin. Kebetulan Amphetamin ini mempunyai banyak turunan. Dari dulu berbagai turunannya dipakai sebagai obat Asthm. Yang lain dipakai sebagai obat pelangsing tubuh. Tetapi ada juga turunannya yang umumnya dipakai untuk merangsang susunan saraf atau psikomotor sehingga si pemakai akan merasa lebih jaga, lebih kuat dan tahan bekerja.

    Bagaimana efek Ectasy ?

    Secara kimia saraf, Amphetamin ini bekerja pada sistem Limbik otak yakni pusat emosi yang akhirnya menimbulkan perasaan gembira, waspada dan energik. Sedangkan dari sudut susunan saraf otonom yakni simpatik. Saraf simpatik ini mensarafi organ-organ yang membuat manusia menjadi aktif, misalnya meningkatkan denyut jantung, tekanan darah juga meningkat, pernapasan lebih cepat. Jadi boleh dikatakan seluruh tubuh menjadi lebih aktif karena obat tersebut. Sebaliknya susunan saraf otonom yang lain, yakni parasimpatik, yang terutama mempersarafi organ-organ sistem pencernaan. Karena itulah dengan memakai Amphetamin, maka orang menjadi energik,waspada serta gembira, tetapi karena parasimptis menjadi pasif, sistem pencernaan menjadi berhenti. Orang akan bekerja jauh lebih lama dari biasa dan tidak merasa lapar. Karena itulah Amphitamin banyak dipakai untuk obat pelangsing tubuh.

    Sayangnya efek sampingnya pun banyak, tekanan darah bisa meningkat, jantung bedebar-debar, dan sering susah tidur. Sesudah obatberhentipun, ada orang yang terus susah tidur, ada orang yang menjadi mengantuk terus. Tetapi yang pasti nafsu makan meningkat kembali dan orangpun menjadi gemuk kembali. Karena itulah belakang ini, Amphetamin tidak banyak lagi dipakai sebagai obat pelangsing, karena efek samping di atas dan menimbulkan frustasi bila obat dihentikan.

    XTC menimbulkan kenikmatan bagi pemakainya. Ada rasa nikmat, gembira, percaya diri, jaga terus tanpa mengantuk. Secara fisik, badan akan bergerak-gerak dan semakin tinggi dosis, gerakan-gerakan makin cepat pula dan kadang-kadang tidak terkontrol lagi, kepala geleng-geleng ke kiri dan ke kanan dan gigi bisa gemeretak.

    Dengan gabungan efek emosi dan fisik di atas, maka pemakaian XTC memang sesuai untuk menari dan terutama berdisco yang diserta dengan House Music.

    Dari sudut emosional, memang XTC memberikan keintiman antara pria dan wanita. Mereka merasa bersatu walapun belum kenal sebelumnya.

    Tetapi dengan stimulasi saraf simpatis dan istirahatnya saraf parasimpatis, maka organ-organ yang dipersarafi saraf parasimpatis akan in-aktif semuanya. Organ ini terutama adalah sistem pencernaan dan sistem respon seks. Pada saat pemakaian dalam pengaruh XTC, maka seluruh organ seks akan in-aktif . Ujung-ujung saraf sentuhan yang pada saat orang bergairah akan memberi kenikmatan seks tidak terjadi lagi. Jadi walau organ-organ seks disentuh tak ada rasa nikmat. Walau tinggi, fantasi keintiman ditambah rasa senang antara pemakai, tetapi organ seksnya tidak bekerja saat itu. Ini berlaku untuk wanita maupun pria. Semua saraf-saraf seks tidak akan bekerja saat tripping. Pada wanita organ-organ seks berongga maka bila dipaksakan, masih bisa coitus, tetapi tidak akan merasakan kenikmatan. Hanya perasaannya yang merasa menyatu. Bila pengaruh XTC telah habis, barulah ada kemungkinan respon fisiologis seks bisa bekerja lagi.

    Suatu waktu akan terjadi overdosis dengan berbagai gejala seperti tekanan darah yang meninggi, denyut jantung yang terlalu cepat, badan yang kekeringan dan akhirnya bisa meninggal

    MANIFESTASI KLINIS KERACUNAN AMPHETAMIN

    Gejalanya :

    • Agresif
    • Iritabilita, insomnia
    • Salah persepsi tentang pandangan, halusinasi pendengaran
    • Hiperaktif, bicara berulang-ulang, euforia
    • Pupil dilatasi
    • Peningkatan nadi dan tekanan darah
    • Paranoid
    • Halusinasi, suhu tubuh meningkat
    • Kejang, coma dan meninggal.

    Penatalaksanaan

    1. Coba bicarakan / komunikasikan dengan pasien : sering munculnya paranoid psikosis akibat pemakaian Amphetamin.

    Pasien mengalami kerusakan / gangguan : weas of reference, halusinasi penglihatan dan pendengaran, perubahan body image, hiperaktifitas, dan eksitasi.

    1. Digunakan obat yang spesifik untuk mengurangi agitasi

    Biasanya dalam 24 jam setelah pasien minum Amphetamin akan mulai tidur terus-menerus.

    Pasien relatif nyaman dan tenang, pasien menjadi lebih agresif dan sampai pada tahap panik.

    1. Pemeriksaan Amphetamin dalam urine
    2. Menempatakan pasien dalam lingkungan yang memudahkan perawat melakukan observasi terhadap kemungkinan pasien melakukan bunuh diri.

    Senin, 15 November 2010

    Profil Palang Merah Indonesia

    15.11 |


    Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia

    Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

    • 1 Sejarah
    • 2 Kemanusiaan dan Kerelawanan
    • 3 Basis Masyarakat
    • 4 7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional
    • 5 Mars-Mars PMI
      • 5.1 Hymne Palang Merah Indonesia
      • 5.2 Mars Palang Merah Indonesia
      • 5.3 Mars Palang Merah Remaja

    Sejarah

    Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indiƫ (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

    Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.

    Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.

    Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

    Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

    Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

    Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

    Kemanusiaan dan Kerelawanan

    Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010 berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat, Deklarasi Hanoi (United for Action) berisi penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana, penanggulangan wabah penyakit, remaja dan manula, kemitraan dengan pemerintah, organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya serta humas dan promosi, maupun Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999.

    Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan.

    Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:

    1. Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.
    2. Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.
    3. Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan pelayanan kepada masyarakat secara murah.

    Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.

    Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)

    Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan juga Palang Merah Remaja atau PMR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan

    7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional

    1. Kemanusiaan (humanity)
    2. Kesamaan (impartiality)
    3. Kenetralan (neutrality)
    4. Kemandirian (independence)
    5. Kesukarelaan (voluntary service)
    6. Kesatuan (unity)
    7. Kesemestaan (universality)

    Mars-Mars PMI

    Hymne Palang Merah Indonesia

    Hymne PMI

    Palang merah Indonesia Wujud kepedulian nyata Nurani yang suci Untuk membantu menolong sesama

    PMI Siaga setiap waktu Berbakti, dan mengabdi Bagi hidup manusia Agar sehat sejahtera di seluruh dunia

    Mars Palang Merah Indonesia

    Mars PMI

    Palang Merah Indonesia Sumber kasih umat manusia Warisan luhur, nusa dan bangsa Wujud nyata pengayom Pancasila

    Gerak juangnya keseluruh nusa Mendarmakan bhakti bagi ampera Tunaikan tugas suci tujuan PMI Di Persada Bunda Pertiwi

    Untuk umat manusia Di seluruh dunia PMI menghantarkan jasa

    Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar H. S. yang adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan Palang Merah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia setelah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu adalah cabang terkemuka di Indonesia.

    Mars Palang Merah Remaja

    Bhakti Remaja

    Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

    Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia Abdi rakyat sedunia luhur budinya Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia Abdi rakyat sedunia mulya citanya

    Minggu, 14 November 2010

    PMI Siap Koordinir Penyaluran Bantuan

    03.16 |

    Radar Pekalongan, Sebagai bentuk peduli kemanusiaan, Politeknik Pusmanu Pekalongan menggalang dan memberikan sumbangan kepada korban bencana alam letusan Gunung Merapi. Sumbangan itu sebagian besar berupa logistik diantaranya beras, susu, obat-obatan, pembalut, alas tidur dan pakaian layak pakai dengan total bantuan senilai Rp 13 juta.

    "Bantuan yang diberikan adalah hasil penggalangan dana selama beberapa hari," ucap Fathurrofi, Koordinator Pelaksana Bantuan yang ditemui Radar saat mengemas sejumlah bantuan di Kampus Pusmanu Jalan Jendral Sudirman Nomor 29, Sabtu (13/11) malam.
    Bantuan sendiri diberangkatkan pada hari Minggu (14/11), sekitar pukul 05.00 dari Kota Batik dengan menggunakan 3 unit mobil bersama 14 orang relawan.

    Bantuan yang diberikan berasal dari penggalangan dana mahasiswa dan masyarakat. Dijelaskan, ada dua posko yang paling banyak mensuplai dana, yakni pos penggalangan dana di Persimpangan Ponolawen dan Tirto.

    "Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian kita terhadap mereka yang menjadi korban bencana alam, khususnya korban letusan Gunung Merapi" kata lelaki yang akrab disapa Pak Rofi ini. Bantuan tersebut rencananya akan diserahkan di beberapa titik yang memang dinilai masih minim tersentuh bantuan. Salah satunya lokasi berada di yang akan disambangi tim dari Pusmanu ini adalah para pengungsi di SD Caturharjo, Kecamatan Sleman-Jogjakarta. Pihaknya berharap, bantuan yang diberikan tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang menjadi korban letusan Gunung Merapi. "Awalnya kami melihat dari televisi tentang potret keprihatinan korban Merapi. Alhamdulillah, atas dukungan dari berbagai pihak termasuk akademik, kami bisa melakukan sesuatu untuk saudara-saudara kita di sana," terangnya.

    Dia menambahkan, adanya bencana alam ini diharapkan bisa menyadarkan kita untuk mengintrospeksi yang diawali dari diri sendiri. "Dan kami yakin, dibalik muasibah ini, tersimpan hikmah yang besar," ucapnya.

    Pihaknya berencana, sepulangnya dari Merapi, akan menggelar agenda serupa untuk meringankan para korban rob di Kecamatan Pekalongan Utara. "Insya Allah, kami akan mengadakan kegiatan serupa, karena masih banyak juga saudara-saudara kita di sini yang membutuhkan uluran tangan, antara lain para korban rob yang kondisinya tak kalah memprihatinkan," pungkasnya.

    Sementara, PMI juga menampung bantuan dari masyarakat untuk disalurkan kepada para korban letusan Gunung Merapi. Hal tersebut dimaksudkan agar sumbangan dapat terkoodinir secara baik.

    Ini disampaikan Kepala Markas PMI Kota Pekalongan, Ninik ketika ditemui Radar belum lama ini. Dikatakannya sumbangan dari masyarakat bisa diserahkan ke kantor PMI, untuk selanjutnya disalurkan kepada para korban letusan Gunung Merapi.

    PMI siap tampung berbagai bantuan dari masyarakat baik yang berwujud uang maupun barang untuk kemudian disalurkan kepada korban letusan Gunung Merapi. Kesiapan penerimaan bantuan sudah dimulai sekitar Jumat (5/11) lalu. Sekarang masih tahap pengumpulan.
    Alhamdulillah sekarang sudah banyak terkumpul bantuan. Untuk penyalurannya akan dilakukan segera, setelah diadakan rapat koordianasi, juga sekaligus menunggu para dermawan yang akan memberi bantuannya," tuturnya.

    Selain mengumpulkan dan sekaligus menyalurkan bantuan, ternyata PMI Kota Pekalongan melalui Korps Suka Rela (KSR) telah mengirim relawan guna membantu para korban letusan Gunung Merapi teraktif di dunia tersebut.

    "PMI tidak hanya mengumpulkan serta menyalurkan bantuan saja. Namun melalui KSR telah mengirim para relawan sebanyak 8 orang dari tanggal 5-11 Nopember untuk penempatan Kota Megelang," ungkapnya.

    Ninik menambahkan, untuk relawan yang diterjunkan di Kota Magelang, kesemuanya adalah anggota KSR. didalam menjalankan tugasnya mempunyai beberapa fungsi atau multifungsi.
    "Para relawan di sana (Magelang, red) sangat dibutuhkan. Fungsi relawan seperti diantaranya sebagai dapur umum, sebagai pengatur logistik, mendata para korban, serta sebagai petugas evakuasi. Para relawan mengemban tugas yang berat, mereka hampir tidak ada waktu untuk beristirahat karena sangat pentingnya keselamatan sehingga mengharuskan bertindak cepat dan tepat," bebernya.

    Berkaitan dengan penderitaan para korban letusan Gunung Merapi, Ninik berharap kepada para masyarakat untuk segera menyumbangkan, terutama sembilan bahan pokok (sembako) dan uang. Karena para korban hingga kini kondisinya masih menghawatirkan dan mendesak untuk diberikan bantuan. "Sekarang ini yang paling dibutuhkan adalah sembako, selimut serta bantuan berwujud uang, meskipun bantuan yang lain juga masih sangat diperlukan."

    "Mereka (korban letusan, red) sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan kita, oleh karena itu saya berharap kepada masyarakat yang mempunyai kelonggaran rezeqi dan berniat untuk meringankan penderitaan segeralah berikan bantuannya," pungkasnya.

    Rabu, 10 November 2010

    PMI Evakuasi Korban Merapi Mengerahkan Dua Unit Hagglonds

    15.20 |

    Demi menembus area tersulit dan memudahkan proses evakuasi korban Merapi, PMI mengerahkan armada tangguhnya berupa dua unit Hagglonds. Tercatat, mobil segala medan ini telah beroperasi di lereng Merapi sejak hari Minggu (7/11) hingga sekarang. Klik detail: http://www.pmi.or.id/ina/publication/?act=detail&p_id=444

    Upload by Ayu Andini (writer and editor for PMI Website)

    Kondisi terkini di Merapi dilaporkan, masih banyak korban yang belum dievakuasi karena medan yang terlampau berat untuk ditempuh. Hujan abu yang terus menerus, jalan yang berlumpur, bahkan pasir dan tanah yang masih terasa panas di area 10 km dari puncak Merapi.

    Demi menembus area tersulit dan memudahkan proses evakuasi korban Merapi, PMI mengerahkan armada tangguhnya berupa dua unit Hagglonds. Ketua Umum PMI Jusuf Kalla secara langsung melepas penugasan perdana armada Hagglonds PMI di Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta, Minggu (7/11).

    ”PMI mengerahkan dua unit Hagglonds untuk menembus medan yang tersulit di lereng Merapi untuk proses evakuasi korban Merapi. Dalam proses evakuasi dengan Hagglonds ini, personil PMI didukung oleh para anggota Kopassus,” tegas Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, di Yogyakarta, Minggu (7/11).

    Hagglonds PMI merupakan kendaraan segala medan yang dapat menembus medan terjal, berpasir, jalan berlumpur, dan area yang sulit dijangkau dengan kendaraan biasa. Berdasarkan laporan detail operasional, Hagglonds PMI telah menembus wilayah tersulit dijangkau di Kecamatan Cangkringan.

    Pada hari Minggu (7/11), Hagglonds PMI berhasil menjangkau wilayah Ngampringan dan Glagaharjo, mengevakuasi beberapa korban di sana bekerjasama dengan para personil dari Kopassus. Senin (8/11), operasi evakuasi di Glagaharjo dilanjutkan. Rampung di Glagaharjo, Hagglonds PMI bersama tim evakuasi meneruskan operasi hingga ke Desa Ngancar.

    Setiap operasi evakuasi dengan Hagglonds PMI di lereng Merapi, personil PMI yang dikerahkan adalah lima orang tim spesialis evakuasi, ditambah beberapa anggota Kopassus yang juga membantu berkoordinasi dengan tim pemantau kondisi Merapi. Dari perkembangan operasionalnya, tim evakuasi masih membutuhkan bantuan fasilitas penunjang berupa sepatu tahan api, kaca mata anti debu, sarung tangan anti panas, baju/kaos lengan panjang, dan perangkat radio komunikasi berupa handy talky.*

    (Foto: Dokumentasi PMI)

    Dua unit Hagglonds PMI di lereng Merapi, Minggu (7/11).

    Senin, 01 November 2010

    Helikopter PMI Siap Untuk Distribusi Bantuan di Mentawai

    15.23 |


    Upload by Ayu Andini (writer and editor of PMI website)

    PMI mengerahkan 4 unit helikopter untuk distribusi bantuan di Kepulauan Mentawai. Dijadwalkan, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla akan menjenguk dan menyampaikan langsung bantuan PMI kepada para pengungsi di Kepulauan Mentawai, Minggu (31/10).Klik ke: http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=578

    Memasuki hari ke-6 pascatsunami di Kepulauan Mentawai, beberapa wilayahnya masih sulit dijangkau. PMI dengan segera mengerahkan fasilitas dukungan berupa helikopter untuk operasional tanggap darurat bencana tsunami di sana.

    “Ada banyak wilayah terpencil di Kepulauan Mentawai yang belum terjangkau. Sementara itu, dikhawatirkan ada banyak warga korban tsunami yang butuh bantuan. Untuk mendukung layanan bantuan kemanusiaan, PMI mengerahkan 4 unit helikopter untuk dimobilisasi membantu korban tsunami di Kepulauan Mentawai,” ujar Pengurus Pusat PMI Bidang Penanggulangan Bencana Sumarsono, Minggu (31/10).

    Dijadwalkan, Minggu pagi ini (31/10) Ketua Umum PMI Jusuf Kalla beserta rombongan relawan PMI akan berangkat dari Kabupaten Muko Muko di Provinsi Bengkulu langsung menuju Kepulauan Mentawai. Mengingat, Muko Muko merupakan jalur alternatif untuk bantuan korban gempa dan tsunami Mentawai, Sumatera Barat.

    Daerah ini dipilih sebagai rujukan karena jarak dari Muko Muko ke Mentawai bisa ditempuh hanya dalam waktu 30 menit dengan menggunakan helikopter/pesawat. Lebih cepat setengah jam daripada jalur dari Padang, Sumatera Barat.

    Direncanakan, Minggu pagi ini (31/10) tim helikopter PMI akan segera menuju Sikakap di Pagai Utara, Mentawai. Lokasi ini adalah basecamp para relawan dan pos distribusi bantuan PMI. Ketua Umum PMI Jusuf Kalla akan menyampaikan bantuan langsung kepada para korban tsunami di Mentawai.

    Berdasarkan data yang dilansir dari Posko Penanganan Tsunami Kecamatan Sikakap, Pagai Utara per 30 Oktober 2010, sebanyak 413 warga meninggal dunia, 270 luka berat, dan sekitar 140 orang mengalami luka ringan karena bencana tsunami menerjang Kepulauan Mentawai. Proses evakuasi dan distribusi bantuan terus dilakukan oleh para relawan PMI di sana.*

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Kepala Markas PMI Provinsi Sumatera Barat, Hidayatul Irwan, Hp. 08126615008.

    Rabu, 27 Oktober 2010

    Selamat Jalan, Tutur Prijono...

    15.27 |

    Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menyatakan ucapan duka cita atas meninggalnya salah satu relawan PMI Kabupaten Bantul saat bertugas menyelamatkan warga di lereng Gunung Merapi, Selasa malam (26/10). Ia menjadi salah satu korban yang meninggal karena terkena awan panas Gunung Merapi. Klik ke: http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=575

    Posko Markas PMI Yogyakarta menyampaikan, dari lampiran data pemerintah setempat, peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada Selasa sore kemarin (26/10) telah merenggut nyawa 16 orang. Satu diantaranya, adalah relawan PMI Kabupaten Bantul yang tengah bertugas membantu evakuasi warga di wilayah Sleman.

    ”Salah satu relawan kami telah meninggal dunia dalam tugasnya. Tutur Prijono, pada Selasa malam tadi meninggal dunia karena terkena serangan awan panas Gunung Merapi saat berupaya menyelamatkan warga Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, di Kabupaten Sleman,” tegas Titus Hapsara, Pengurus PMI Yogyakarta, Selasa dini hari (26/10). Wilayah tersebut berada di lingkaran Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yang hanya berjarak 4-5 km dari puncak Merapi.

    Atas peristiwa ini, pada Rabu pagi ini (27/10) Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengucapkan, ”Kami dari seluruh jajaran PMI mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya relawan PMI saat tugas peenyelamatan warga di lereng Merapi. Tutur Prijono menjadi salah satu pahlawan kemanusiaan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.”

    Ia juga menyatakan bahwa PMI memberikan penghargaan berupa santunan kepada keluarga Tutur Prijono. Teriring pula doa dan rasa duka cita mendalam dari segenap staf dan relawan PMI kepada almarhum Tutur Prijono dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga seluruh pengabdiannya selama menjalankan tugas-tugas kemanusiaan PMI, akan selalu dikenang oleh anak negeri sebagai contoh yang mulia. Kepada anggota keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan.

    Sementara itu, dari Posko Markas PMI Kabupaten Sleman dilaporkan hingga Rabu pagi ini, jumlah warga yang mengungsi mencapai 14.754.000 yang tersebar di 9 lokasi barak pengungsian. PMI Kabupaten Sleman mengerahkan 50 relawan dan 6 unit ambulans dalam operasi respon tanggap darurat Gunung Merapi. Operasi distribusi bantuan juga telah dilakukan. Bantuan PMI berupa 650 masker, 1.750 tikar, 500 selimut, air minum kemasan sebanyak 9.600 botol.*

    (Dok. Foto dari Humas Markas Pusat PMI)

    PMI

    Kamis, 07 Oktober 2010

    Tim Dokter PMI Dikirim ke Lokasi Bencana Wasior

    15.29 |


    PMI Provinsi Papua mengirimkan lima orang tim dokter dari Manokwari menuju Distrik Wasior melalui helikopter, Selasa siang tadi (5/10). Dikabarkan, bencana ini telah merenggut nyawa 56 warga dan 300 orang lainnya mengalami luka berat. klik ke http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=555

    Akses transportasi darat terputus akibat banjir bandang yang melanda Distrik Wasior dan Distrik Wondiwoi di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Senin kemarin (4/10). Bantuan hanya bisa dikirimkan lewat jalur udara dan laut.

    Berdasarkan laporan dari Posko Markas PMI Provinsi Papua hingga Selasa sore ini (5/10), bencana banjir bandang ini telah merenggut nyawa puluhan warga dan menyebabkan 300 orang lainnya mengalami luka berat. Hingga malam ini, tim dari PMI Provinsi Papua bersama tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua masih terus melakukan proses evakuasi.

    “Bencana yang melanda, tak cuma banjir bandang tapi juga longsor di beberapa wilayah di Wasior. Hingga malam ini, dikhawatirkan masih banyak korban yang tertimbun tanah longsor dan bebatuan. Kami masih melakukan proses evakuasi dan membantu menangani korban luka,” ujar La abidin, Kepala Markas PMI Provisi Papua, langsung dari Wasior, Selasa sore (5/10).

    Ia menyatakan, PMI Provinsi Papua telah mengirimkan lima orang tim dokter dari Manokwari menuju Distrik Wasior melalui helikopter, Selasa siang tadi (5/10) dan telah bergabung bersama tim medis dari Dinas Kesehatan pemerintah setempat untuk memberikan layanan medis kepada para korban luka di Wasior.

    Sementara itu, Posko Markas PMI Provinsi Papua Barat melaporkan bahwa ada ratusan warga yang terpaksa mengungsi di lima lokasi, diantaranya di depan Bandara Wasior, di kantor bupati lama dan tiga lokasi lainnya di Desa Manggurai.

    Situasi terkini dikabarkan, Wasior masih gelap gulita tanpa listrik dan kehilangan akses transportasi darat, dan kekurangan bahan bakar. Di sana juga minim akses layanan fasilitas umum karena kantor, sekolah, serta layanan kesehatan setempat rusak parah karena banjir bandang.

    Hasil sementara pendataan awal dari tim assessment para relawan dari PMI Provinsi Papua, dilaporkan bahwa para dalam operasi tanggap darurat banjir bandang di sana, dibutuhkan ratusan kantong mayat dan bantuan untuk korban di pengungsian, berupa susu, pakaian balita, pakaian layak pakai, bahan makanan dan minuman siap santap, stok obat-obatan, bahan bakar untuk penerangan serta tenda-tenda untuk menampung para pengungsi.

    Berdasarkan laporan dari BPBD dan pemerintah setempat hingga Selasa sore tadi (5/10), banjir bandang di Papua Barat telah merenggut nyawa 56 warga dan 103 orang lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang. *

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Kepala Markas PMI Provinsi Papua Barat, Laabidin, Hp. 081344022986. Staf Komunikasi PMI Provinsi Papua Barat, Halibab Halim, Hp. 081344280379. Email: pmi@pmi.or.id

    Minggu, 03 Oktober 2010

    PMI Kerahkan 50 Relawan dan 8 Unit Ambulans Ke Pemalang

    15.44 |


    PMI kerahkan 50 relawan, tim dokter, dan 8 unit ambulans dari enam wilayah berbeda dalam proses evakuasi korban kecelakaan kereta api di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jateng. Klik ke http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=552

    Posko Markas PMI Kabupaten Tegal melaporkan, kecelakaan kereta api terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, Sabtu dini hari tadi (2/10) di Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah. Tabrakan terjadi antara KA Argo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya dan KA Senja Utama jurusan Jakarta-Semarang.

    Secepatnya, tim relawan dari PMI Kabupaten Pemalang dan PMI Kabupaten Tegal langsung dikerahkan ke lokasi kecelakaan kereta api di Stasiun Petarukan.

    ”Kami membantu proses evakuasi korban kecelakaan. Sekarang, tim relawan PMI yang dikerahkan mencapai 50 orang relawan dari enam wilayah. Ada tim dokter PMI dan 8 unit ambulans langsung dimobilisasi untuk membantu,” ujar Ketua PMI Kabupaten Tegal, dr. Bimo Bayuaji, dari lokasi Rumah Sakit Hasim Ashari, Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu siang (2/10).

    Para relawan PMI yang bertugas dalam respon kecelakaan kereta api ini berasal dari enam lokasi berbeda, yaitu PMI Kabupaten Tegal, PMI Kabupaten Pemalang, PMI Kabupaten Brebes, PMI Kabupaten dan Kota Pekalongan, dan dari posisi yang agak jauh pun turun membantu, yaitu PMI Kabupaten Batang.

    Hingga kini, proses evakuasi korban masih terus berlangsung. Para korban dirujuk ke Rumah Sakit Hasim Ashari, Pemalang.

    ”Kami terus siaga sampai seluruhnya rampung,” tegas dr. Bimo.

    Berdasarkan data terkini dari RS Hasim Ashari, Sabtu siang (2/10) pukul 11.30 WIB, disampaikan bahwa kecelakaan kereta api di Stasiun Petarukan Pemalang, telah merenggut nyawa 34 penumpangnya, dan lebih dari 30 korban mengalami luka berat.*

    (Dok. Foto dari Div. Komunikasi dan Pencitraan Markas Pusat PMI)

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Staf Komunikasi PMI Provinsi Jawa Tengah, M. Nashir, Hp. 081575150066 atau 081228011455. Email: pmi@pmi.or.id

    ambulans PMI

    Minggu, 08 Agustus 2010

    Pengobatan Gratis dan Simulasi Bencana PMI

    15.49 |


    PMI menggelar pelatihan Medical Action Team (MAT) ke-6 di Ciloto, Kabupaten Cianjur, sejak 27 Juli dan berakhir hari ini, Rabu, (4/8). Berbeda dengan pelatihan MAT yang ke-5, pada bulan Mei 2010 yang lalu dengan peserta dari sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, kini para partisipan pelatihan dominan dari Indonesia bagian Timur.

    ”Peserta kali ini berjumlah 27 orang dan berasal dari Provinsi Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, serta Papua Barat. Mereka adalah para relawan PMI yang berprofesi sebagai dokter, perawat, dan para tenaga administrasi rumah sakit,” ujar Istianasari, salah satu staf Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI yang juga menjadi panitia acara pelatihan MAT ke-6 PMI, di Ciloto, Kabupaten Cianjur, Rabu (4/8).

    Lebih rinci, para peserta MAT ke-6 PMI adalah 9 orang dokter, 12 perawat, dan 6 tenaga administrasi rumah sakit. Banten mengirimkan 3 peserta, Kalimantan Timur 6 orang, Sulawesi Selatan 7 orang, Papua 7 orang, dan RSPMI sebanyak 4 orang. Kegiatan ini didukung oleh sekitar 15 fasilitator/pemateri dari Markas Pusat PMI dan RSPMI Bogor.

    Aplikasi Materi Langsung Di Lokasi Bencana
    Materi yang diberikan tak hanya teori di kelas, tapi juga aplikasi materi lapangan. Pada puncak kegiatan, alur simulasi materi didesain mirip dengan kondisi bencana. Tepat Selasa tengah malam kemarin (3/8), seluruh peserta dikirimkan kabar bahwa telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter.

    Gempa dengan kedalaman 10 km berpusat di Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 2.080 warganya terpaksa mengungsi.Jangan terkejut, karena semua ini adalah alur simulasi Medical Action Team PMI di Desa Palasari RT 01/ RW 09, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Rabu (4/8).

    Pagi yang senyap di Desa Palasari, seketika penuh dengan teriakan lirih para korban bencana. Seluruh peserta pelatihan memberikan layanan MAT PMI sesuai dengan prosedur standar penanggulangan korban bencana.

    ”Ada banyak perubahan plan of action (POA) ketika kami menangani korban bencana di lokasi, tapi kita semua harus siap dengan semua ini. Ini proses belajar yang sangat berharga. Kita semua jadi punya gambaran, bagaimana kita harus membantu para korban bencana yang terluka,” ujar dr. Rivaldi Dominggus Liligoly, salah satu peserta pelatihan MAT ke-6 PMI, yang juga sebagai dokter di Puskesmas Sanggeng, Manokwari, Papua Barat.

    Kegiatan simulasi bencana diakhiri dengan layanan pengobatan gratis dari PMI untuk para warga Desa Palasari. Tercatat, hari ini PMI telah melayani sebanyak 183 warga yang datang berobat ke tenda PMI.

    Acara pelatihan MAT ke-6 PMI, ditutup resmi pada Kamis malam ini (4/8) oleh Dr. dr. H. Hendro Darmawan, Sp. Jp selaku Wakil Direktur RS PMI Bogor. Dalam kesempatan ini, ia berharap agar pelatihan ini tak hanya menambah pengetahuan dan wawasan saja tapi juga memperkaya kemampuan dan attitude (pola perilaku) yang positif di lokasi bencana.

    PMI juga menyampaikan penghargaan kepada para peserta yang lulus pelatihan MAT ke-6 PMI dengan nilai terbaik, yaitu:
    1. Kategori Dokter Terbaik: dr. Amirawan Tantu dari Sulawesi Selatan.
    2. kategori Perawat Terbaik: Joko Siswanto A.M.K, dari RS PMI Bogor.
    3. Kategori Tenaga Administrasi/Umum Terbaik: Luthfi Ishar S.K.M, dari Kalimantan Timur.
    4. Kategori Peserta Terfavorit: Agus Supianda dari Kalimantan Timur.*


    (Dok. Foto Oleh Ayu N. Andini, Staf Humas Markas Pusat PMI)


    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: dr. Lilis Wijaya, Kepala Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, Hp. 087881818465. Email: pmi@pmi.or.id

    Minggu, 18 Juli 2010

    Pelatihan Bank Darah Rumah Sakit

    16.47 |

    Pusat Pedidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PMI Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan Pe latihan Bank Darah Rumah Sakit sejak 26 April hingga 1 Mei 2010 di Sambiroto, Semarang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 analis kesehatan dari berbagai rumah sakit di Jateng dengan fasilitator dari Unit Tran sfusi Darah (UTD) PMI Pusat Jakarta, UTD PMI Provinsi Jawa Tengah, Fakultas Kedokteran Unversitas Diponegoro Semarang, dan Bank Darah RSUP dr. Kariadi Semarang.

    Terkait dengan pentingnya distribusi darah yang aman dan berkualitas, PMI bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI menyusun konsep Bank Darah Rumah Sakit. Dengan konsep ini maka distribusi darah dilakukan secara tertutup, sehingga keamanan darah akan terjaga dan terjamin.

    “PMI Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Pelatihan Bank Darah Rumah Sakit dengan tujuan agar dalam melaksanakan tugas bersama rumah sakit, dapat sejalan dan selaras sehingga darah transfusi yang aman dan berkualitas baik juga dapat dipertanggungjawabkan,” ucap Kepala Unit Transfusi Darah Daerah (UTDD) PMI Provinsi Jateng dr.Hj Banundari Rachmawati, SpPK(K).

    Di sisi lain, pelatihan ini juga sangat bermanfaat untuk pihak rumah sakit karena dalam system Akreditasi Rumah Sakit, salah satu bidang yang dinilai adalah Bank Darah Rumah Sakit. Berdasarkan data sementara dari Dinas Kesehatan setempat, hingga saat ini baru beberapa rumah sakit yang sudah mempunyai Bank Darah dan sudah lulus akreditasi. Hal ini disebabkan berbagai hal, diantaranya adalah kesiapan rumah sakit dalam menyiapkan sarana, prasarana dan sumber daya manusia petugas pelaksana Bank Darah Rumah Sakit.*



    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: dr. Banundari Rachmawati, SpPK(K), Kepala Unit Transfusi Darah daerah (UTDD) PMI Prov.Jateng, 08122875120. Kontak Media: M. Nashir Jamaludin, Hp. 081228011456. Email: pmi@pmi.or.id

    Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

    15.55 |


    Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, tepatnya sebelah utara Italia, prajurit Perancis dan Austria bertempur dalam sebuah pertempuran sengit selama 16 jam dan melibatkan 320.000 prajurit. Pertempuran itu mengakibatkan 40.000 orang meninggal dan terluka dalam medan pertempuran. Ini adalah karakteristik pertempuran pada masa itu, yang pada dasarnya merupakan pembantaian massal. Lebih jauh, komandan militer tidak memperhatikan kepentingan orang yang terluka untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan. Para prajurit hanya dianggap sebagai ‘makanan meriam’. Adapun pertempuran tersebut dimenangkan oleh Perancis. Namun demikian, berakibat sangat mengerikan dengan mayat yang tumpang tindih dan ribuan orang terluka tanpa pertolongan. Jumlah ahli bedah sangat tidak mencukupi. Di sana hanya ada empat orang dokter hewan yang merawat seribu kuda dan seorang dokter untuk merawat seribu orang. Sungguh jumlah yang sangat tidak sebanding dengan keseluruhan pasukan artileri.

    Pada saat pertempuran berlangsung, Henry Dunant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss (1828 – 1910) sedang berada dalam perjalanan untuk menemui Napoleon III guna keperluan bisnis. Menyaksikan pemandangan yang mengerikan akibat pertempuran tersebut, kesedihannya pun muncul. Melihat pemandangan yang menyedihkan itu membuatnya lupa akan pertemuannya dengan Kaisar.

    Peristiwa yang secara khusus membangkitkan perasaan Dunant saat itu adalah menyaksikan ribuan orang yang terluka tanpa perawatan dan dibiarkan mati di tempat karena pelayanan medis militer yang tidak mencukupi jumlahnya serta tidak memadai dalam tugas dan keterampilan dibidang medis. Dunant kemudian mengumpulkan orang-orang dari desa-desa sekitarnya dan tinggal di sana selama tiga hari untuk dengan sungguh-sungguh menghabiskan waktunya merawat orang yang terluka. Kata-kata bijaksananya, Siamo tutti fratelli (Kita semua bersaudara), membuka hati para sukarelawan yang melayani kawan maupun lawan tanpa membedakannya.

    Sekembalinya Dunant ke Swiss membuat ia terus dihantui oleh mimpi buruk yang disaksikannya di Solferino. Untuk menghilangkan bayangan buruk dalam pikirannya, Dunant kemudian menulis sebuah buku dan menerbitkannya dengan biaya sendiri pada bulan November 1862. Buku itu berjudul “Kenangan dari Solferino” (A Memory of Solferino). Tujuan Dunant menuliskan buku itu adalah untuk menarik perhatian dunia tentang kenyataan kejamnya peperangan. Dia mengirimkan buku itu kepada keluarga-keluarga terkemuka di Eropa dan juga para pemimpin militer, politikus, dermawan dan teman-temannya. Rupanya, banyak pihak yang tertarik dengan tulisannya itu. Dunant pun diundang kemana-mana dan dipuji dimana-mana. Banyak orang yang mau mengikuti jejaknya.

    Buku “Kenangan dari Solferino” mengandung dua gagasan penting yaitu:
    • Usulan mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.
    • Usulan mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.

    Buku “Kenangan dari Solferino” mempunyai pengaruh yang sangat berarti sehingga tidak kurang dari satu tahun, terwujudlah usulan Dunant dengan dibentuknya sebuah organisasi dunia yaitu Palang Merah. Hal itu terjadi berkat jasa Henry Dunant yang dapat meyakinkan negara-negara untuk menyusun, mengkodifikasi dan mengenali peraturan perang.

    Pendirian Komite Internasional untuk pertolongan bagi yang terluka dan pendirian Perhimpunan Nasional
    Pada saat itu ada sebuah Perhimpunan Kesejahteraan Umum di Jenewa yang dipimpin oleh seorang ahli hukum bernama Gustave Moynier. Setelah membaca “Kenangan dari Solferino”, Gustave Moynier merasa sangat tersentuh. Moynier adalah orang yang penuh pemikiran tapi juga orang yang cepat bertindak. Dia mengundang Dunant untuk membicarakan bukunya dengan beberapa anggota lainnya yang tertarik dan sebagai hasilnya, dibentuklah Komite Lima. Anggotanya selain Dunant dan Moynier, juga ada Jendral Guillaume-Henri Dufour, Dr. Louis Appia dan Dr. Theodore Maunoir.

    Komite diatas kemudian bertemu untuk pertama kalinya pada 17 Februari 1863 dan menamakan dirinya sebagai Komite Internasional untuk Pertolongan Bagi yang Terluka dan kemudian berubah nama menjadi Komite Internasional Palang Merah atau International Committe of the Red Cross (ICRC) pada tahun 1876. Dengan demikian, tanpa memperhatikan perubahan nama di atas, ICRC didirikan pada hari yang sama pada bulan February 1863.

    Beberapa bulan setelah pertemuan dengan Perhimpunan Kesejahteraan Umum dan pembentukan ICRC, Komite Lima bekerja sama dalam suatu aktivitas. Aktivitas itu berhasil mengantarkan mereka pada sebuah konferensi internasional di Jenewa pada bulan Oktober 1863. Pertemuan itu dihadiri oleh 16 negara.

    Selama konferensi tersebut berlangsung, lambang palang merah diatas dasar putih yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss, diadosi sebagai lambang untuk mengidentifikasi satuan kesehatan tentara dan selanjutnya melindungi sukarelawan yang memberikan pertolongan bagi prajurit yang terluka. Bedirinya palang merah sebagai sebuah institusi kemudian menjadi kenyataan.

    Gagasan pertama Dunant untuk membentuk perhimpunan para sukarelawan di setiap negara, telah menjadi kenyataan dengan dibentuknya beberapa perhimpunan serupa di beberapa Negara antara lain di Wurttemburg, Grand Duchy of Oldenburg, Belgia dan Prusia. Negara lain pun turut membentuk perhimpunannya antara lain di Denmark, Perancis, Italy, Mecklenburgh-schwerin, Spain, Hamburg dan Hesse. Pada waktu itu mereka disebut sebagai Komite Nasional atau Perhimpunan Pertolongan tetapi kemudian mereka dikenal sebagai Perhimpunan Nasional.

    (bersambung)

    palang merah diatas dasar putih berasal dari kebalikan bendera Swiss, palang putih diatas dasar merah
    bendera Swiss, palang putih diatas dasar merah

    Jumat, 18 Juni 2010

    PMI Buka Program D1 untuk Teknologi Transfusi Darah Angkatan 2010-2011

    16.44 |

    Program Pendidikan Diploma 1 ( D1) Teknologi Transfusi Darah (TTD), merupakan jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia sejak tahun 1994 dengan kurikulum yang telah diperbarui dan telah disahkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan RI berdasarkan SK Menkes No. HK.00.06.1.3.4913, tertanggal 9 September 1998.

    Program Pendidikan D1 TTD ini, menyediakan tenaga ahli Teknologi Transfusi Darah sebagai tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah ( UKTD), indikasi dan penanggulangan masalah yang berhubungan dengan transfusi darah.

    Para lulusan Program D1 TTD nantinya akan berperan sebagai pelaksana Program UKTD di Unit-unit Transfusi Darah (UTD) PMI di seluruh Indonesia. Mereka juga akan melaksanakan proses pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan serta penyampaian darah untuk transfusi kepada petugas rumah sakit .

    Masa Pendidikan pada program D1 TTD ini berlangsung selama 2 (dua) semester dengan beban studi 40 SKS, yang terdiri dari mata kuliah a/l: Hematologi, Serologi Golongan Darah, Administrasi Kesehatan, PP dan Gawat Darurat, dll terkait dengan transfusi darah.

    Tahap seleksi meliputi:
    1. Administrasi
    2. Uji Tertulis (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
    3. Uji Kesehatan (tes fisik, tes buta warna, foto Rontgen dada, tes kehamilan dan tes narkoba.

    Tempat tes:
    Untuk wilayah Jakarta berlangsung di Kampus PTTD, dan untuk diluar Jakarta ditentukan oleh Dinas Kesehatan setempat.

    Waktu Pendaftaran: Mei - Juni 2010.

    UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT, DAPAT MENGHUBUNGI LANGSUNG :
    KAMPUS PTTD PMI
    Jl. Joe No. 7 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
    Telp: 021-788 47287-89
    Fax: 021-788 47286

    Pusat Pengelolaan Air dan Sanitasi Darurat Telah Dimiliki PMI

    16.42 |


    Mendukung kesiapsiagaan darurat bencana, PMI menggelar ”Peresmian Pusat Air dan Sanitasi Darurat” di Jl. Kiara Payung Kompleks Belakang Universitas Winaya Mukti Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 15 Mei 2010.

    Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI merupakan salah satu layanan respon darurat bencana yang telah memberikan kontribusinya selama hampir 6 tahun. Pada operasi awalnya, program air dan sanitasi darurat PMI merupakan program dukungan Palang Merah Spanyol.

    Sejak awal, para relawan PMI telah terlibat sebagai personil Emergency Response Unit Water and Sanitation (ERU Watsan) dalam kegiatan respon darurat bencana di berbagai tempat. PMI memperoleh dukungan Palang Merah Spanyol, berupa perlengkapan operasional sekaligus areal gudang penyimpanan mesin-mesin pengolahan air bersih di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

    Operasionalnya di Indonesia di awali dari penanganan bencana alam gempa bumi dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara tahun 2004. Saat itu, Emergency Response Unit Water and Sanitation (ERU Watsan) Palang Merah Spanyol (Spanyol Red Cross) mengirimkan unitnya (peralatan dan personilnya) ke Aceh dibawah koordinasi IFRC (International Federation of Red Cross and red Crescent) untuk menangani penyediaan air dan pengelolaan sanitasi bagi korban bencana selama masa darurat.

    “Dalam rangka mendukung program kesiapsiagaan darurat bencana, dengan ini PMI meresmikan Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI. Ditargetkan, pusat layanan ini mampu memberikan kontribusi yang maksimal dalam respon darurat bencana baik nasional maupun skala internasional,” ucap Ketua Umum PMI Jusuf Kalla dalam acara peresmian Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI di Jatinangor, Sumedang, Sabtu (15/5).

    Berdasarkan data, program air dan sanitasi darurat PMI di bawah Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, telah memberikan kontribusinya dalam operasi darurat bencana tsunami di Aceh (2004), gempa bumi di Nias (2005), gunung meletus dan gempa bumi di Yogyakarta (2006), banjir di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten (2007), banjir di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (2008), gempa bumi di Sumatera Barat (2009), dan banjir di Karawang – Jawa Barat (2010).

    Layanan ini juga telah memiliki catatan pengalaman dalam operasi darurat bencana skala internasional, yaitu Operasi Gabungan PMI bersama Palang Merah Spanyol di Pakistan (2007), Operasi Gabungan di China (2008) dan terkini, dua relawan spesialis air dan sanitasi darurat PMI terlibat dalam operasi darurat bencana gempa bumi di Haiti (2010).

    Rampung acara penandatanganan prasasti Gedung Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla juga meninjau langsung kelengkapan fasilitas Gedung Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI dan mencicipi air minum hasil pengolahan air bersih dari PMI.

    Turut hadir dalam acara peresmian ini, Ibu Mufida Jusuf Kalla, para perwakilan dari Palang Merah Spanyol, Ketua Delegasi Komite International Palang Merah Vincent Nicod, Ketua Delegasi Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Bob McKerow, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jajaran Pengurus Pusat PMI, para pengurus PMI Provinsi Jawa Barat, dan segenap tim kerja Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI.

    Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan serah terima bantuan dari PT. Pertamina kepada PMI, berupa 2 unit mobil ambulans.*
    http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=451

    (Dok. Foto Oleh Ayu N. Andini, Staf Humas Markas Pusat PMI)

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: dr. Lilis Wijaya, Kadiv. Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat Markas Pusat PMI, Telp. 021-7992325 Ext.204, Fajar Sumirat, Staf Khusus Pusat Air dan Sanitasi Darurat PMI, Hp. 081387150687. Email: pmi@pmi.or.id

    Hubungannya antara Palang Merah, Hukum Humaniter dan Freedom Flotilla ???

    16.03 |

    Di facebook PMI yang saya kelola bersama beberapa teman lain, dalam 3 hari ini banyak pertanyaan terkait peristiwa penyerangan rombongan kapal Freedom Flotilla oleh tentara Israel. Pertanyaannya antara lain, ‘apakah PMI ikut dalam rombongan, atau sebaliknya, mengapa PMI tidak ikut dalam rombongan’. Ada juga pertanyaan lain tentang palang merah internasional (ICRC). Misalnya, mengapa ICRC bisa berada di wilayah Gaza dengan ‘aman’ sementara yang lain tidak? Tidak hanya itu, pertanyaan bahkan lebih meluas ke soal pelanggaran Hukum Humaniter Internasional (HHI) atau PMI menyebutnya, Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) oleh tentara Israel. Adakah hubungannya antara palang merah dengan HHI/HPI dan Freedom Flotilla?

    Jelas ada.

    Berawal dari Sejarah Perang

    Bung Karno pernah mengatakan, ‘jas merah’ alias jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ini berlaku pula jika kita ingin membahas keberadaan palang merah.

    Pada 24 Juni 1859 di kota Solferino, bagian utara Italia, terjadi pertempuran antara tentara Prancis dan Austria yang mengakibatkan sekitar 40 ribu tentara terluka dan tewas. Saat itu Henry Dunant seorang pengusaha berkebangsaan Swiss tengah melakukan perjalanan bisnis dan melewati daerah pertempuran tersebut. Hatinya tergetar menyaksikan beribu-ribu tentara dari kedua belah pihak dibiarkan menderita akibat tidak adanya pelayanan medis. Kemudian Dunant mengajak penduduk setempat untuk membantunya merawat para korban tanpa membeda-bedakan mereka.

    Kenangan dari Solferino

    Sekembalinya ke Swiss, pengalaman yang sangat membekas tersebut dia tuangkan dalam sebuah buku yang diberi judul ‘Un Souvenir de Solferino (Kenangan dari Solferino). Dalam buku yang menyentak seluruh Eropa tersebut, Dunant mengusulkan dua gagasan penting:

    1. Perlunya membentuk organisasi sukarelawan yang disiapkan pada masa damai untuk menolong para prajurit yang terluka di medan perang.

    2. Perlunya suatu perjanjian internasional untuk memberi pengakuan dan perlindungan kepada para relawan pada waktu bertugas dan kepada para prajurit yang terluka di medan perang..

    Ide Dunant menarik perhatian banyak pemimpin di Eropa. Pada 1863, sebuah perkumpulan amal bernama Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat membentuk Komisi Lima untuk mewujudkan gagasan Dunant. Komisi ini kemudian mendirikan Komite Internasional Pertolongan Korban Luka, yang kemudian berganti nama menjadi Komite Internasional Palang Merah atau ICRC. Selanjutnya, pada 26 Oktober 1863 dibuatlah sebuah Konferensi Internasional di Swiss yang dihadiri 16 negara.

    Negara-negara tersebut sepakat, bahwa perhimpunan bantuan dan kesatuan medis angkatan perang harus memiliki satu tanda khusus agar dapat dikenali oleh seluruh pihak yang bertikai, dan tanda itu haruslah tanda yang netral. Untuk itu, atas penghormatan terhadap Negara Swiss, sebagai pihak yang netral dan tempat dimana Konferensi-konferensi Internasional diadakan, dijadikan dasar untuk mengadopsi warna kebalikan bendera Swiss – palang putih diatas dasar merah – dijadikan sebagai tanda atau lambang yang netral : palang merah diatas dasar putih.

    Sejak itu, lahirlah badan palang merah.

    Keberadaan ICRC tersebut kemudian mendorong Negara-negara untuk membentuk badan palang merah serupa, dimana hingga saat ini telah terdapat 186 organisasi palang merah di 186 negara di seluruh dunia.

    Inilah realisasi dari ide Dunat yang pertama, yaitu terbentuknya organisasi sukarelawan.

    Adapun realisasi dari ide kedua, secara berturut-turut dalam setiap Konferensi Internasional, lahir penjanjian-perjanjian yang mengatur perlindungan terhadap korban perang. Perjanjian yang utama terdapat dalam Konvensi-konvensi Jenewa yang mengatur perlindungan terhadap tentara yang terluka di medan pertempuran darat (Konvensi Jenewa I), medan pertempuran laut dan korban kapal karam (Konvensi Jenewa II), perlindungan terhadap tawanan perang (Konvensi Jenewa III) serta perlindungan terhadap warga sipil (Konvensi Jenewa IV). Hingga saat ini, telah terdapat 191 negara di dunia yang telah menjadi Negara pihak atau Negara penandatangan Konvensi-konvensi Jenewa tersebut.

    Inilah realisasi dari ide Dunant yang kedua.

    Lantas apa hubungannya Konvensi Jenewa dengan Palang Merah?

    Jika anda melihat isi dari Konvensi-konvensi Jenewa, jelas tersebut bahwa mereka yang mengenakan tanda pelindung yaitu palang merah, tidak boleh diserang. Disebutkan pula, bahwa hanya kesatuan medis angkatan perang dan ICRC (serta badan palang merah dari setiap Negara) saja, yang berhak menggunakannya.

    Dengan kata lain, Negara-negara sepakat – termasuk Israel dan Palestina tentunya – bahwa hanya pihak yang berhak menggunakan tanda perlindungan saja, yang boleh masuk ke lokasi perang dan keberadaannya dilindungi serta disahkan oleh hukum internasional.

    Pihak lain? Hingga saat ini belum diatur dalam hukum internasional, kecuali kesepakatan untuk perlindungan atas keberadaan badan-badan milik PBB.

    Nah, itulah mengapa hingga saat ini, di wilayah-wilayah pendudukan, hanya ICRC (dan PBB) saja yang bisa dengan ‘aman dan diijinkan’ untuk masuk memberi bantuan kepada para korban perang. Termasuk di wilayah Gaza tentunya. Adapun jika Negara-negara ingin membantu, maka badan palang merah di Negara tersebutlah yang bisa berkoordinasi dengan ICRC. Dengan kata lain, Negara – melalui badan palang merah nasionalnya – dapat memberi bantuan langsung kepada para korban perang tanpa melalui birokrasi kenegaraan bahkan tanpa perlu ada hubungan diplomatik terlebih dahulu.

    Itulah sebabnya mengapa walaupun Indonesia belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun PMI sebagai badan palang merah nasional di Indonesia, dapat langsung mengubungi badan palang merah Israel (yang bernama Magen David Adom) dan sekaligus menghubungi ICRC untuk meminta mereka membantu evakuasi relawan yang diserang oleh tentara Israel serta meminta Magen David Adom (MDA) membantu memonitor keadaan 2 WNI yang masih dirawat serta upaya evakuasi.

    Begitu pun dengan Bulan Sabit Merah Palestina. Lambang bulan sabit merah adalah alternative lambang palang merah yang memiliki fungsi sama; sebagai tanda pelindung. PMI dapat menghubungi langsung Bulan Sabit Merah Palestina, dan antara Bulan Sabit Merah Palestina dengan MDA tetap dapat saling bekerjasama. PMI pun dapat bekerjasama dengan keduanya. Hal itu dibuktikan dengan datangnya Presiden Bulan Sabit Merah Palestina beberapa waktu lalu ke Indonesia (PMI) untuk kunjungan balasan dan komitmen untuk bekerjasama lebih lanjut. Adapun permintaan serupa dari MDA belum dapat dipenuhi oleh PMI dengan berbagai pertimbangan.

    Kondisi netralitas demikianlah yang kemudian menjadi syarat dan komitmen Negara-negara, bahwa hanya boleh ada satu badan palang merah nasional (disebut dengan perhimpunan nasional) di suatu Negara – baik yang menggunakan tanda atau lambang palang merah maupun tanda atau lambang bulan sabit merah. Negara harus memilih salah satu dan harus melindungi keduanya agar tidak digunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak, selain yang disebut dalam Konvensi Jenewa. Penyalahgunaan lambang atau penggunaan lambang oleh pihak yang tidak berhak, adalah pelanggaran atas Konvensi Jenewa dan merupakan kewajiban Negara untuk mengaturnya.

    Intinya, Satu Negara - Satu Lambang - Satu Perhimpunan Nasional

    Bagaimana dengan LSM atau pihak lain non badan palang merah nasional dan non kesatuan medis militer jika ingin memberi bantuan kepada korban perang?

    Bisa dikatakan, hingga saat ini belum ada hukum internasional yang mengatur perlindungan atas pihak selain yang tersebut dalam Konvensi Jenewa untuk dapat secara bebas masuk ke wilayah perang ‘sebebas’ PBB dan ICRC. Kecuali, dengan seijin otoritas setempat.

    Tanpa bermaksud membela Israel, maka alasan itu membuat Israel dapat berkelit dengan menuduh rombongan kapal Freedom Flotilla yang membawa ratusan relawan, juga membawa mata-mata. Padahal mata-mata bukanlah pihak yang dilindungi oleh hukum internasional. Dan hal itu ‘dimanfaatkan’ oleh Israel dengan serangan membabi buta kepada seluruh relawan yang berada di kapal tersebut tanpa kecuali. Sungguh sangat disayangkan. Bantuan untuk Gaza pun tertunda.

    Seandainya bantuan tersebut dikirimkan melalui ICRC atau PBB, tentu ceritanya akan lain. Bantuan kemungkinan besar dapat dikirimkan ke Gaza tanpa kendala. Apalagi, bantuan yang sudah ada selama ini masih jauh dari cukup. Saat ini, agar bantuan tersebut dapat tetap disalurkan ke Gaza, maka sedang diupayakan agar distribusinya dapat dilakukan oleh ICRC atau PBB, sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

    Rakyat Gaza perlu segera dibantu. Seluruh dunia harus bersatu padu membantu Gaza. Namun demikian, bantuan yang tepat lebih sangat dibutuhkan oleh Gaza. Tepat jalurnya, tepat waktunya, tepat segalanya.

    Siamo tutti fratelly, kita semua bersaudara …

    (F. Sidikah R, Pekerja Palang Merah)

    Bendera Negara Swiss: palang putih diatas dasar merah
    Tanda Pelindung: palang merah diatas dasar putih
    Kristal Merah Israel (Magen David Adom)

    Selasa, 18 Mei 2010

    PMI Akan Dirikan Pabrik Reagensia

    16.53 |


    PMI tengah gencar kampanyekan Program Donor Darah di berbagai daerah. Beberapa program dukungan juga ditargetkan untuk terealisasi segera. Mulai dari peluncuran 100 gerai permanen donor darah di berbagai pusat perbelanjaan beberapa daerah, membangun pabrik kantong darah, dan kini PMI juga menargetkan akan mendirikan pabrik reagensia di tanah air.

    Hal ini diungkapkan Ketua Umum PMI, HM. Jusuf Kalla dalam kunjungan kerjanya ke Nusa Tenggara Barat (NTB) di Klinik Hepatika NTB, belum lama ini.

    “Kita targetkan, Maret tahun 2011 nanti, pabrik reagensia akan bisa terealisasi di tanah air. Dan diharapkan juga peranan Depkes, pemerintah dan Palang Merah berbagai negara untuk membantu terwujudnya hal ini,” jelasnya.

    Ia juga menekankan pentingnya dibangunnya pabrik ini. “Saya yakin kita bisa karena saya pernah mencobanya. Kita juga jangan bergantung dengan barang import karena kalau kita bisa memproduksi sendiri, biayanya bisa lebih murah sampai 80%. Untuk itu kita harus membangun pabrik reagensia dalam waktu cepat,” tegasnya.

    Reagensia adalah bahan yang digunakan dalam uji kualitas darah di seluruh laboratorium pengelolaan darah Unit Transfusi Darah (UTD) PMI di Indonesia.

    Lebih jauh, dr. Yuyun SM. Soedarmono selaku Direktur Unit Transfusi Darah Pusat (UTDP) PMI menjelaskan, “Reagensia adalah zat atau bahan kimia yang berfungsi sebagai alat deteksi virus dalam darah yang telah didonorkan. Ini agar darah yang telah didonorkan benar-benar merupakan darah dengan kualitas yang sangat baik dan bebas dari virus Hepatitis B, Hepatitis C, Malaria, dan HIV. Intinya untuk mengamankan darah terhadap mikro organisme yang bisa ditularkan lewat transfusi darah.”

    Dari penuturannya, selama ini reagensia yang digunakan kebanyakan adalah produk import. Ia juga menyatakan terus terang, “Harapan kami, jika negara kita bisa memproduksi reagensia akan memiliki banyak nilai plusnya. Mengingat, jenis virus di setiap negara memiliki keunikan masing-masing.”*

    http://www.pmi.or.id/ina/news/?act=detail&p_id=401


    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Aswi Reksaningtyas, Kepala Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI, Telp. 021-7992325 Ext. 201, Hp. 087882962348. Email: pmi@pmi.or.id

    Kode Perilaku (The Code of Conduct) Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta NGO dalam Operasi Bantuan

    16.50 |

    Kode Perilaku (Code of Conduct), bermaksud untuk menjaga standar tindakan kita. Kode Perilaku tidak berisi tentang teknis operasi, seperti bagaimana cara menghitung persediaan makanan atau cara mendirikan kamp pengungsi. Melainkan, Kode Perilaku ini berusaha untuk mempertahankan standar-standar kemandirian, efektififitas, dan dampak yang dikehendaki oleh NGO (dala m bidang disaster response) serta Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam bekerja.

    Pada kasus konflik bersenjata, Kode Perilaku diterapkan sesuai dengan Hukum Perikemanusiaan Internasional.

    Berikut 10 (Sepuluh) Kode Perilaku (The Code of Conduct) Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta Internasional NGO dalam Operasi Bantuan Bencana:

    1. Kemanusiaan adalah prioritas utama

    2. Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan dari penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata.

    3. Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik maupun agama

    4. Kita hendaknya berusaha untuk tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah

    5. Kita harus meng hormati budaya dan kebiasaan

    6. Kita harus berusaha untuk membangun respon bencana sesuai kemampuan setempat

    7. Berusaha untuk dapat melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bantuan

    8. Bantuan yang dib erikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di masa yang akan datang, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok

    9. Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita sumbangan

    10. Dalam materi informasi, publikasi dan kegiatan promosi, kita akan menganggap para korban bencana sebagai manusia yang bermartabat, bukan sebagai obyek yang tak berdaya


    Hingga saat ini suda h lebih dari 400 Internasional NGO (INGO) yang telah menanda-tangani Kode Perilaku. Jika NGO Anda ingin ikut serta dan menjalankan standar bantuan yang sama, dapat mendaftar kepada :

    Disaster Policy Management
    International F ederation of Red Cross and Red Crescent (IFRC)
    P.O. Box 372
    1211 Geneva 19
    Switzerland
    Telp. +41 (022) 7304222
    Fax. +41 (022) 733 0395


    Catatan:

    Pedoman tingkah laku ini didukung oleh: Caritas Internationalis*, Catholic Relief Services*, The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies*, International Save the Children Alliance*, Lutheran World Federation*, Oxfam*, The World Council of Churches*, The International Committee of the Red Cross. (* anggota-anggota Steering Committee for Humanitarian Response)

    Struktur Markas Pusat PMI 2010

    16.48 |



    Lampiran SK Pengurus Pusat PMI
    Nomor:074/Kep/PP PMI/IV/2010
    Tentang: Pengangkatan Kepala Divisi/Kepala Biro Markas Pusat PMI

    Divisi
    1. Organisasi: dr. Setia Yuliati
    2. Penanggulangan Bencana: Arifin Muh. Hadi
    3. Pelayanan Sosial Kesehatan: dr. Lilis Wijaya
    4. PMR & Relawan: Rina Utami
    5. Kerjasama: Ditentukan kemudian
    6. Komunikasi & Pencitraan: Aswi Reksaningtyas
    7. Keuangan: Nurbaiti Muchtar
    8. Pengembangan Sumber Daya: Muhammad Thoriq

    Biro
    1. Perencanaan: Ditentukan kemudian
    2. Hukum: Rachmat Ahadijat (Merangkap Wakil Kepala Markas)
    3. Kepegawaian: Marlina Faridawati
    4. Umum: Sutarno
    5. Logistik: Ditentukan kemudian

    Unit
    1. Diklat & Litbang: Didi suardi
    2. IT: Andrea Pahlevi
    3. Poliklinik: dr. Helen Novitasari
    4. Internal Audit: Ditentukan kemudian

    Pelaksana Teknis
    1. Direktur RS : dr. Andi
    2. Direktur UTD: dr. Yuyun

    Buku ABC Hukum Humaniter Diluncurkan ICRC

    16.40 |


    Komite Internasional Palang Merah atau ICRC dan Kedutaan Besar Swiss di Jakarta meluncurkan buku bertajuk “ABC Hukum Humaniter Internasional” di Jakarta, Rabu (19/5). Tujuan diluncurkannya buku tersebut adalah untuk menjelaskan konsep-konsep kunci hukum humaniter internasional dan membuat para pembacanya mengenal cabang khusus dari hukum internasional.

    Hadir dalam acara ini Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, Duta Besar Swiss Heinz Walker-Nederkoorn, dan Kepala Perwakilan ICRC di Jakarta, Patrick Megevand. Sebagai key note speaker, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla menjelaskan bahwa buku ini sangat penting sebagai sebuah pedoman bagi para pihak yang sedang bertikai atau berperang untuk selalu dapat menghormati warga sipil yang selalu menjadi korban perang atau konflik.

    “Di setiap peperangan atau konflik, pasti selalu menyebabkan korban. Adalah hak dan kewajiban kita untuk bisa menerapkan Hukum Humaniter Internasional agar korban jatuh bisa terhindari. Apalagi Indonesia adalah negara yang telah meratifikasi Konvensi Jenewa, sudah sepatutnya bisa melaksanakan hukum ini,” jelas Jusuf Kalla dalam acara peluncuran buku “ABC Hukum Humaniter Internasional” di Hotel Le Meridien, Jakarta (19/5).

    Ditambahkan Jusuf Kalla, makna dari Hukum Humaniter Internasional ini sendiri adalah untuk menjaga unsur kemanusiaan.

    “Kita harus bisa mencegah timbulnya korban dengan selalu siapsiaga sebelum terjadi konflik maupun perang. Inilah makna dari Hukum Humaniter Internasional,” tambahnya.

    Sementara itu saat membuka acara, Duta Besar Swiss Heinz Walker-Nederkoorn menekankan pada dukungan negara Swiss dalam pembuatan buku tersebut sekaligus penggunaan Hukum Humaniter Internasional.

    “ICRC dan negara Swiss memiliki hubungan yang sangat dekat. Seperti yang diketahui bapak Palang Merah Henry Dunant adalah warga Swiss. Dan saya sangat mendukung diterapkannya hukum humaniter internasional di negara-negara, termasuk Indonesia, dalam suatu peperangan atau konflik,” kata Duta Besar Swiss Heinz Walker-Nederkoorn.

    Di tengah acara peluncuran buku ini, juga digelar diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, yaitu akademisi, TNI, dan ICRC sendiri. Di akhir acara, Duta Besar Swiss menyerahkan buku “ABC Hukum Humaniter Internasional” kepada mitra ICRC, termasuk PMI.*



    (Dok. Foto Oleh Indra Yogaswara, Staf Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI)

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Kantor ICRC Delegasi Indonesia, Tlp. 021-739 6756 atau 720 7252. Email: pmi@pmi.or.id

    Minggu, 18 April 2010

    Siap-siap, Layanan Ambulans PMI akan Lebih Lengkap!

    16.58 |

    PMI menggelar secara resmi peluncuran Buku Panduan Pelayanan Ambulans PMI belum lama ini di Gedung Markas PMI Kota Surakarta. Buku yang terdiri dari sepuluh bab dan dilengkapi dengan CD panduan ini, dicetak sebanyak 3.000 eksemplar dan akan didistribusikan ke seluruh PMI cabang di Indonesia.

    “Kami yakin, kalau semua pihak mau memahami buku ini dan menjalankan sistem manajemen layanan ambulans PMI sesuai standar PMI, maka layanan ambulans PMI akan menjadi lebih maju dan lebih lengkap,” tegas dr. Lilis Wijaya, Kepala Sub Divisi Pertolongan Pertama dan Layanan Ambulans Markas Pusat PMI (2/3).

    Dalam acara peluncuran Buku Panduan Pelayanan Ambulans PMI, dilakukan pula bedah buku. Turut hadir adalah para pengurus, staf, dan karyawan Markas PMI Kota Surakarta yang juga sumbang saran dan ide atas buku ini.

    “Kami akui, sangat banyak saran untuk buku ini dan sangat bagus untuk dipertimbangkan. Dari semua saran mereka, kami simpulkan memang ada bahan yang perlu disesuaikan dengan kapasitas di daerah-daerah,” papar Akbar Wilendra, salah satu staf subdiv Pertolongan Pertama dan Ambulans PMI, Divisi Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat, Markas Pusat PMI.

    Contoh soalnya, terkait dengan irisan kerja bersama Divisi Sumber Daya Manusia (Human Resource Department) PMI tentang pertimbangan kualifikasi orang yang akan direkrut menjadi kru ambulans PMI. Menurutnya, PMI cabang masih gelisah pada efek kelemahan status hukum jika status kru ambulans PMI adalah relawan. Dari forum bedah buku ini, salah satu saran yang patut dipertimbangkan adalah agar kru ambulans PMI berstatus sebagai staf.

    Disisi lain, buku panduan ini tak hanya mengatur soal manajemen ambulans PMI, tapi juga mencakup upaya sosialisasi program layanan ambulans PMI kepada masyarakat luas.

    “Sampai sekarang, untuk layanan ambulans PMI memang masih menggunakan nomor kontak telepon markas PMI di wilayah masing-masing. Idealnya memang menggunakan nomor call center tersendiri untuk layanan ambulans PMI,” ucap dr. Lilis seraya menggambar target lainnya yang akan dicapai.

    Berdasarkan data yang tercatat di Markas Pusat PMI, ada 310 unit mobil ambulans PMI yang tersebar di seluruh Indonesia.

    “Baru sekitar 13 provinsi yang memiliki program layanan ambulans PMI. Termasuk didalamnya PMI Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo,” ujar Akbar.

    Tahun 2010 kini, PMI menargetkan akan merealisasikan layanan ambulans PMI untuk dua wilayah. Diharapkan, dengan pencapaian setiap tahun, akan segera tersedia layanan ambulans PMI di 33 provinsi se-Indonesia.

    Cepat, Tepat, dan Selamat
    Keseragaman manajemen yang hendak dicapai tentunya juga didukung oleh semangat yang sama. Dr. Lilis berharap, akan ada banyak pihak yang bisa terlibat dalam manajemen ambulans PMI. Menurutnya, sudah saatnya PMI mampu memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak untuk kemajuan layanan yang diberikan.

    “Untuk bisa mandiri dari sisi finansial pengelolaan, PMI membuka kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta, berbagai instansi pemerintahan, bahkan dengan pemerintah daerah setempat. Makin banyak yang terlibat maksimal, makin lengkaplah layanan ambulans yang kita berikan kepada masyarakat,” tegasnya.

    Layanan ambulans PMI Kota Surakarta, menurutnya bisa menjadi contoh untuk daerah lainnya dalam hal manajemen kerjasama dengan pihak lain. Berdasarkan penuturan langsung Akbar Wilendra, layanan ambulans di sana di dukung kerja sama dengan Telkomsel, ORARI, dan beberapa sponsor yang lain.

    Disamping kecepatan dan kemudahan akses masyarakat untuk mendapat layanan ambulans didukung kontak radio komunikasi (ORARI), kemandirian dalam biaya operasional juga telah dicapai.

    “Biaya operasional layanan ambulans PMI Kota Surakarta sudah bisa mandiri dengan dukungan dari sponsor-sponsor itu,” ujar Akbar.

    Layanan ambulans PMI mengusung slogan: Cepat, Tepat, dan Selamat. Dr. Lilis menegaskan kembali, “Jangan sampai ini tidak tercapai dengan baik, atau dicapai dengan porsi yang tidak berimbang. Semuanya harus bisa dicapai dengan kualitas terbaik dalam porsi yang sama.”

    Dari sisi lain, Dr. Lilis menyampaikan keunggulan layanan ambulans PMI yang sudah melekat di masyarakat luas. PMI sebagai organisasi kemanusiaan hingga kini masih tetap memberikan layanan ambulans gratis.

    “Layanan ambulans PMI, tetap berlaku GRATIS untuk membantu masyarakat dalam kejadian kecelakaan, bencana alam, dan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu,” ucapnya. *



    (Dok. Foto Oleh Ayu N. Andini, Staf Humas, Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI)

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: dr. Lilis Wijaya, Kepala Subdiv Pertolongan Pertama dan Layanan Ambulans Markas Pusat PMI, Telp. 021-7992325 Ext. 204, Hp. 087881818465, Akbar Wilendra, Staf Subdiv Pertolongan Pertama dan Layanan Ambulans Markas Pusat PMI, Hp. 08561105679. Email: pmi@pmi.or.id

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    Peliharaanku